Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.uksw.edu//handle/123456789/10536
Title: | Kajian Psiko-Teologis tentang Musik dalam Ibadah Minggu di Jemaat GKMI Salatiga |
Authors: | Surlia, Stefanus Jakobus |
Keywords: | musik gereja;spiritual;dan aliran musik |
Issue Date: | 2016 |
Publisher: | Magister Sosiologi Agama Program Pascasarjana FTEO-UKSW |
Abstract: | Musik merupakan seni yang dapat ditemukan diberbagai tempat dan tak kenal waktu. Musik begitu dekat dengan kehidupan manusia. Dalam keadaan apapun musik mampu menjadi sebuah semangat, pemersatu, hiburan, dan lain sebagainya. Tujuan penilitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan musik dalam ibadah minggu di GKMI Salatiga dari perspektif psikologi dan teologi. Model penelitian adalah kualitatif dengan desain studi kasus yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dipakai ialah observasi dan wawancara. Dalam menganalisa data, peneliti memakai teori Pono Banoe dan Karl Barth. Berdasarkan hasil penelitian, musik dalam ibadah minggu di GKMI Salatiga sangat berperan penting dalam kehidupan pribadi maupun jemaat. Melalui musik dalam ibadah secara psikologis seseorang akan merasa tenang. Artinya bahwa musik secara psikologis mampu mengurangi stres seseorang. Musik sendiri terdapat ritme, ketukan, nada yang dapat mengontrol dan menyeimbangkan kinerja jantung, peredaran darah yang mampu membantu manusia untuk merasa lebih tenang. Dalam sudut pandang Teologi, musik merupakan wujud nyata kita menyembah dan mengucap syukur kepada Allah. Pada dasarnya Allah kita adalah Allah yang bertahta atas musik dan puji-pujian. Melalui musik relasi kita dengan Allah dan juga sesama dipulihkan dan disegarkan sehingga dalam perjalanan kehidupan ini kita terus memuji dan memuliakan Allah sampai Dia datang kembali. Dalam kasus yang penulis teliti ada pengertian yang berbeda dalam jemaat GKMI Salatiga. Ada jemaat yang lebih nyaman dengan musik tunggal (organ) dan ada jemaat yang lebih nyaman dengan musik full band. Namun dari hasil penelitian, dari perbedaan aliran musik tidak menimbulkan perpecahan dalam gereja. Justru jemaat GKMI Salatiga terus bertumbuh dan bertambah. Ini berarti bahwa selama dalam pengawasan Majelis, jemaat mampu untuk menerima berbagai aliran musik dalam ibadah minggu. |
URI: | http://repository.uksw.edu/handle/123456789/10536 |
Appears in Collections: | T2 - Master of Religion Sociology |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
T2_752014023_BAB I.pdf | BAB I | 526.61 kB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752014023_BAB II.pdf | BAB II | 799.02 kB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752014023_BAB III.pdf | BAB III | 1.17 MB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752014023_BAB IV.pdf | BAB IV | 687.33 kB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752014023_BAB V.pdf | BAB V | 355.12 kB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752014023_Daftar Pustaka.pdf | Daftar Pustaka | 294.65 kB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752014023_Judul.pdf | Halaman Judul | 1.01 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.