Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.uksw.edu//handle/123456789/11665
Title: | Bendera Merah Putih dalam Upacara Pembayaran Mas Kawin: Studi Sosiologis tentang Makna Simbolik Bendera Merah Putih dalam Upacara Pembayaran Maskawin pada Masyarakat desa Ambroben, Distrik Biak Kota |
Authors: | Sawen, Harto Barnabas Berty |
Keywords: | simbol;identitas;Bendera Merah Putih;mas kawin;Ararem;Ambroben;integrasi Papua ke Indonesia |
Issue Date: | 2016 |
Publisher: | Program Studi Sosiologi FISKOM-UKSW |
Abstract: | Ararem merupakan identitas orang Papua (Ambroben, Biak) dalam mengekspresikan proses pembayaran mas kawin. Dalam pelaksanaannya, ararem melibatkan keluarga dan kerabat laki-laki berarak-arakan diiringi tari dan nyanyi mengantar mas kawin kerumah keluarga perempuan yang hendak dikawini. Dalam upacara ini salah satu syaratnya mengharuskan digunakannya Bendera Merah Putih. Bendera Merah Putih adalah simbol identitas nasional Indonesia, maka realitas ini menimbulkan tanya: apakah makna bendera itu dalam upacara ararem di kampung Ambroben, Biak Kota, Papua?.
Penelitian ini bertujuan menjawab dua masalah utama, yakni: apa makna bendera Merah Putih dalam upacara ararem pada masyarakat Ambroben, dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi penggunaan bendera tersebut. Untuk menjawab tujuan penelitian, maka metode yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan eksplanatori.
Beberapa temuan dalam penelitian ini adalah: a). bahwa bendera Merah Putih dimaknai sebagai “stempel” berfungsi mengesahkan mas kawin yang diantar oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan; b). bendera Merah Putih sebagai pemberi “pesan” dan kepada masyarakat yang melihat dan mengikuti upacara ararem bahkan bagi pihak perempuan bahwa pihak laki-laki telah siap membayar lunas mas kawin yang diminta. Jadi makna mendalamnya adalah sebagai “alat tukar” dan tanda serah terima mas kawin; c). Bendera Merah Putih bermakna penghargaan dan penghormatan terhadap identitas baru, yakni menjadi Indonesia, jadi ada penghormatan kepada simbol negara yang mempersatukan orang Papua ke Indonesia; d). bendera Merah Putih bermakna ekspresi ketakutan dan pertahanan diri. Makna itu muncul dari realitas sejarah masyarakat Papua yang diperlakukan tidak adil sejak proses integrasi ke Indonesia; e). bermakna perlindungan dan keamanan. Makna ini muncul akibat ketidak percayaan masyarakat Papua kepada perilaku pemerintah, tentara (militer) dan polisi yang sering mencurigai aktifitas mereka ketika berkumpul di ruang-ruang publik. Selain itu, penggunaan bendera Merah Putih dipengaruhi oleh faktor: a). Faktor tradisi, yakni karena gagasan yang diwariskan tentang adanya simbol/tanda yang berfungsi untuk mengesahkan, menjadi alat tukar, dan pemberi pesan tentang mas kawin, maka bendera Merah Putih gunakan setelah Papua diintegrasikan ke Indonesia; b). Faktor ketakutan dan pertahanan diri, yakni bendera merah putih oleh mereka dianggap mampu memberi mereka keberanian untuk beraktifitas di ruang publik dan sekaligus menjaga keselamatan jiwa dan raga individu serta kelompok yang mengikuti ararem; dan c). faktor perlindungan dan keamanan, yakni bendera Merah Putih diyakini mampu melindungi dan menjaga keamanan diri, kelompok dan lingkungan dari keberingasan aparat keamanan yang selalu curiga terhadap aktivitas mereka. Ararem is the identity of the people of Papua (Biak, Ambroben) in expressing the dowry payment process In practice, ararem involving families and relatives of men marching procession accompanied by dancing and singing bring dowry her family home to be married. In this ceremony one of the conditions require that a Red and White Flag. The flag is a symbol of Indonesian national identity, then this reality raises a question: what is the meaning of the flag in a ceremony in the village ararem Ambroben, Kota Biak, Papua ? This study aims to answer two major problems, namely: what is the meaning of the flag in the ceremony Ambroben ararem on society, and the factors that affect the use of the flag. To answer the research objectives, the method used is qualitative descriptive research and explanatory. Some of the findings in this study are: a). that the flag is interpreted as a "rubber stamp" function validate dowry delivered by the male to the female; b). flag as giving "messages" and to the people who see and follow the ceremony ararem even for the women that the men had been ready to pay the full dowry demanded. So deep is the meaning of "means of exchange" and mark the handover of dowry; c). Red and White Flag meaningful appreciation and respect for the new identity, which became Indonesia, so there is a tribute to the symbol of a country that unites people of Papua to Indonesia; d). flag meaningful expression of fear and self-defense. Meaning that emerges from the historical reality of the Papuan people were treated unfairly since the process of integration into Indonesia; e). means of protection and security. This meaning emerged due to distrust of the people of Papua to the behavior of the government, the army (military) and police who are often suspicious of their activities when gathered in public spaces. In addition, the use of the flag was influenced by: a). Cultural factors, namely because the ideas that are passed on the symbol / mark that serves to validate, becomes a medium of exchange, and its message about the dowry, then the flag used after Papua integrated into Indonesia; b). The fear and self-defense, the red and white flag by those considered able to give them the courage to indulge in public spaces and at the same time protect the heart and soul of individuals and groups that follow ararem; and c). protection and security factors, namely the flag is believed to be able to protect and safeguard the personal safety, and environmental groups from the savagery of the security forces who are suspicious of their activities. |
URI: | http://repository.uksw.edu/handle/123456789/11665 |
Appears in Collections: | T1 - Sociology |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
T1_352010005_BAB I.pdf | BAB I | 360.88 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_352010005_BAB II.pdf | BAB II | 722.82 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_352010005_BAB III.pdf | BAB III | 343.42 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_352010005_BAB IV.pdf | BAB IV | 1.34 MB | Adobe PDF | View/Open |
T1_352010005_BAB V.pdf | BAB V | 933.15 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_352010005_BAB VI.pdf | BAB VI | 296.56 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_352010005_Daftar Pustaka.pdf | Daftar Pustaka | 402.73 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_352010005_Judul.pdf | Halaman Judul | 1.79 MB | Adobe PDF | View/Open |
T1_352010005_Lampiran.pdf | Lampiran | 770.29 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.