Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.uksw.edu//handle/123456789/11714
Title: | Media sebagai Ruang Publik: Studi Program Acara Talkshow Indonesia Lawyers Club, episode “Mengungkap Mafia Pembantai Salim Kancil” Tayang Live Hari Selasa, 6 Oktober 2015 di TV ONE |
Authors: | Aprillia, Nikky |
Keywords: | ruang publik Jurgen Habermas;Indonesia Lawyers Club;analisis isi kualitatif;program talkshow televisi |
Issue Date: | 2016 |
Publisher: | Program Studi Komunikasi FISKOM-UKSW |
Abstract: | Media massa memiliki sifat karakter yang mampu menjangkau massa dalam jumlah besar dan bersifat publik. Televisi adalah media massa yang mudah untuk memberikan informasi kepada penontonnya. Selain audio visual yang dapat memperjelas informasi, televisi dapat menjangkau tempat yang jauh dengan begitu informasi akan dengan cepat tersebar ke publik. Salah satu jenis program acara yang memberikan informasi secara menarik adalah program acara talkshow. Program talkshow Indonesia Lawyers Club menjadi program unggulan di stasiun televisi TV One.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan ruang publik di program acara talkshow Indonesia Lawyers Club (TV One), episode “Mengungkap Mafia Pembantai Salim Kancil” yang tayang live hari selasa, 6 Oktober 2015 menurut teori ruang publik yang dikemukakan oleh Jurgen Habermas. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif, dan pengumpulan data dengan dokumentasi dan wawancara mendalam. Program acara ini dianalisis dengan teori analisis isi kualitatif dan kemudian dihubungkan dengan teori ruang publik Jurgen Habermas. Ruang publik sendiri berkonsep terbuka, setara, bebas, independent, dan berisi opini publik. Dan bertujuan mengatasi kepentingan dan opini privat guna menemukan kepentingan bersama dan mencapai konsensus sosial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program acara ini berpotensi menghadirkan ruang publik karena beberapa konsep ruang publik seperti terbuka, setara, bebas, independen, dan berisi opini publik terlihat dalam episode ini. Namun idealitas ruang publik Jurgen Habermas belum seluruhnya nampak karena program acara ini tidak menghasilkan keputusan, pembawa acara ada kecenderungan mengarahkan opini, dan adanya iklan. Kondisi ini menunjukan bahwa kapitalisme dalam televisi telah mengubah ruang publik dari lingkup perdebatan rasional yang bebas menjadi konsumsi dan manipulasi. The characteristic of mass media is able to reach a big number of general mass. Television is a mass media that is easy to share the information with the viewer. Beside audio visual that can make the information clearer, the big range that can be reached by television make the information spread faster. One of the television programs that give interesting information is a talk-show. “Indonesia Lawyers Club” is a superior program in TV One channel. The aimed of this study is to describe the public area on a talk show “Indonesia Lawyers Club” in TV One, episode “Mengungkap Mafia Pembantai Salim Kancil” which is launched Tuesday, October 6th, 2015. In order to describe it, this study was based on the public sphere theoretical framework which introduced by Jurgen Habermas. This study was conducted in qualitative analysis methods which divided into three parts: description, data documentation, and depth interview. The qualitative data that have been collected were matched with public sphere Jurgen Habermas’s theoretical framework. The concepts of public sphere are: open, equal, free, independent and contain public opinion. The aimed of these concepts are handled private user and self-interest in order to get public interest to get social consensus. The result of this study showed that this program has the potentiality to become public sphere it is because several public sphere concepts sphere as an open, equal, free, independent, and public opinion matched in this episode. Yet, ideal public sphere is not entirely visible because this talkshow program does not produce a decision, the host directs their opinions and advertisements. This condition shows that capitalism in the television has changed public sphere in the scope of rational debate which is free into manipulated and consumed. |
URI: | http://repository.uksw.edu/handle/123456789/11714 |
Appears in Collections: | T1 - Communication |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
T1_362012020_BAB I.pdf | BAB I | 366.48 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_362012020_BAB II.pdf | BAB II | 764.4 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_362012020_BAB III.pdf | BAB III | 282.1 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_362012020_BAB IV.pdf | BAB IV | 711.43 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_362012020_BAB V.pdf | BAB V | 1.71 MB | Adobe PDF | View/Open |
T1_362012020_BAB VI.pdf | BAB VI | 812.16 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_362012020_Daftar Pustaka.pdf | Daftar Pustaka | 246.88 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_362012020_Judul.pdf | Halaman Judul | 1.68 MB | Adobe PDF | View/Open |
T1_362012020_Lampiran.pdf | Lampiran | 599.27 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.