Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.uksw.edu//handle/123456789/11714
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorPurnomo, Daruid
dc.contributor.advisorAritonang, Bonardo Marulituaid
dc.contributor.authorAprillia, Nikkyid
dc.date.accessioned2017-07-27T02:27:44Z-
dc.date.available2017-07-27T02:27:44Z-
dc.date.issued2016-
dc.identifier.other362012020-
dc.identifier.other16063305-
dc.identifier.urihttp://repository.uksw.edu/handle/123456789/11714-
dc.description.abstractMedia massa memiliki sifat karakter yang mampu menjangkau massa dalam jumlah besar dan bersifat publik. Televisi adalah media massa yang mudah untuk memberikan informasi kepada penontonnya. Selain audio visual yang dapat memperjelas informasi, televisi dapat menjangkau tempat yang jauh dengan begitu informasi akan dengan cepat tersebar ke publik. Salah satu jenis program acara yang memberikan informasi secara menarik adalah program acara talkshow. Program talkshow Indonesia Lawyers Club menjadi program unggulan di stasiun televisi TV One. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan ruang publik di program acara talkshow Indonesia Lawyers Club (TV One), episode “Mengungkap Mafia Pembantai Salim Kancil” yang tayang live hari selasa, 6 Oktober 2015 menurut teori ruang publik yang dikemukakan oleh Jurgen Habermas. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif, dan pengumpulan data dengan dokumentasi dan wawancara mendalam. Program acara ini dianalisis dengan teori analisis isi kualitatif dan kemudian dihubungkan dengan teori ruang publik Jurgen Habermas. Ruang publik sendiri berkonsep terbuka, setara, bebas, independent, dan berisi opini publik. Dan bertujuan mengatasi kepentingan dan opini privat guna menemukan kepentingan bersama dan mencapai konsensus sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program acara ini berpotensi menghadirkan ruang publik karena beberapa konsep ruang publik seperti terbuka, setara, bebas, independen, dan berisi opini publik terlihat dalam episode ini. Namun idealitas ruang publik Jurgen Habermas belum seluruhnya nampak karena program acara ini tidak menghasilkan keputusan, pembawa acara ada kecenderungan mengarahkan opini, dan adanya iklan. Kondisi ini menunjukan bahwa kapitalisme dalam televisi telah mengubah ruang publik dari lingkup perdebatan rasional yang bebas menjadi konsumsi dan manipulasi.id
dc.description.abstractThe characteristic of mass media is able to reach a big number of general mass. Television is a mass media that is easy to share the information with the viewer. Beside audio visual that can make the information clearer, the big range that can be reached by television make the information spread faster. One of the television programs that give interesting information is a talk-show. “Indonesia Lawyers Club” is a superior program in TV One channel. The aimed of this study is to describe the public area on a talk show “Indonesia Lawyers Club” in TV One, episode “Mengungkap Mafia Pembantai Salim Kancil” which is launched Tuesday, October 6th, 2015. In order to describe it, this study was based on the public sphere theoretical framework which introduced by Jurgen Habermas. This study was conducted in qualitative analysis methods which divided into three parts: description, data documentation, and depth interview. The qualitative data that have been collected were matched with public sphere Jurgen Habermas’s theoretical framework. The concepts of public sphere are: open, equal, free, independent and contain public opinion. The aimed of these concepts are handled private user and self-interest in order to get public interest to get social consensus. The result of this study showed that this program has the potentiality to become public sphere it is because several public sphere concepts sphere as an open, equal, free, independent, and public opinion matched in this episode. Yet, ideal public sphere is not entirely visible because this talkshow program does not produce a decision, the host directs their opinions and advertisements. This condition shows that capitalism in the television has changed public sphere in the scope of rational debate which is free into manipulated and consumed.en_US
dc.language.isoidid
dc.publisherProgram Studi Komunikasi FISKOM-UKSWid
dc.subjectruang publik Jurgen Habermasid
dc.subjectIndonesia Lawyers Clubid
dc.subjectanalisis isi kualitatifid
dc.subjectprogram talkshow televisiid
dc.titleMedia sebagai Ruang Publik: Studi Program Acara Talkshow Indonesia Lawyers Club, episode “Mengungkap Mafia Pembantai Salim Kancil” Tayang Live Hari Selasa, 6 Oktober 2015 di TV ONEid
dc.typeThesisen_US
Appears in Collections:T1 - Communication

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
T1_362012020_BAB I.pdfBAB I366.48 kBAdobe PDFView/Open
T1_362012020_BAB II.pdfBAB II764.4 kBAdobe PDFView/Open
T1_362012020_BAB III.pdfBAB III282.1 kBAdobe PDFView/Open
T1_362012020_BAB IV.pdfBAB IV711.43 kBAdobe PDFView/Open
T1_362012020_BAB V.pdfBAB V1.71 MBAdobe PDFView/Open
T1_362012020_BAB VI.pdfBAB VI812.16 kBAdobe PDFView/Open
T1_362012020_Daftar Pustaka.pdfDaftar Pustaka246.88 kBAdobe PDFView/Open
T1_362012020_Judul.pdfHalaman Judul1.68 MBAdobe PDFView/Open
T1_362012020_Lampiran.pdfLampiran599.27 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.