Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.uksw.edu//handle/123456789/12287
Title: Mama Raja Negeri Adat di Maluku: studi kasus terhadap eksistensi raja perempuan di Negeri Rumah Tiga, Soahuku dan Tananahu dalam perspektif jender
Authors: Tanahitumessing, Yonna Euinike
Keywords: eksistensi;perempuan;mama raja dan jender
Issue Date: 2015
Publisher: Program Studi Teologi FTEO-UKSW
Abstract: Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptiff, dengan metode kualitatif. Data dikumpulkan melalui teknik: (1) Wawancara, (2) Focus Group Discussion (FGD), (3) Observasi, dan (4) Kepustakaan. Penggunaan kajian dari perspektif keadilan jender dalam penelitian ini dapat membantu menganalisa bentuk-bentuk ketidakadilan jender dan eksistensi perempuan yang melawan stereotip dan subordinasi pada dirinya, menjalankan peran ganda baik di sektor domestik maupun publik, serta menggeser citra budaya Patriarkhi. Sebagian besar wilayah di Maluku merupakan bagian dari negeri-negeri adat. Negeri sebagai suatu kesatuan hukum adat di Maluku dan, dikepalai atau dipimpin oleh seorang pemimpin adat yang diberi gelar Raja. Syarat utama dalam pencalonan Raja, setiap orang yang mencalonkan diri harus berasal dari keturunan Soa Parenta. Soa parenta merupakan suatu persekutuan nama marga atau keluarga yang pertama kali mendiami sebuah negeri. Baik lakilaki maupun perempuan yang terpilih menjadi Raja, digelar Bapa Raja (Upu Latu) dan Mama Raja (Ina Latu). Eksistensi kepemimpinan perempuan sebagai Mama Raja dalam suatu negeri adat menjadi objek penelitian penulis. Pada saat ini jumlah keseluruhan Raja-Raja Negeri adat di Maluku, yakni 437 orang terdiri dari 406 Raja laki-laki (93%) dan 31 Raja perempuan (7%). Dari 31 jumlah Mama Raja di Maluku, 3 diantaranya diangkat sebagai objek penelitian dalam tulisan ini. yakni Mama Raja negeri Rumah Tiga, Soahuku dan Tananahu. Berdasarkan keseluruhan jumlah Raja-Raja di Maluku, kedudukan perempuan sebagai Mama Raja bisa dibilang sedikit. Akan tetapi realitas ini menunjukan bahwa perempuan sedang berupaya menunjukan dan mempertahankan eksistensi dirinya di bidang publik dengan kekhasannya sebagai pemimpin. Dalam temuan di lapangan, ada 3 sub judul: (a) Pergeseran Citra Perempuan dalam Kepemimpinan Publik Raja-Raja di Negeri Adat Maluku, (b) Tugas Ganda Perempuan yang dapat diatasi Raja Perempuan, dan (c) Para Raja Perempuan dapat mengatasi budaya Patriarkhi. Baik laki-laki maupun perempuan tentunya memiliki kekhasan yang berbeda dalam hal kepemimpinan. Perempuan memiliki kekhasan yang tidak dimiliki laki-laki, kekhasan yang dimiliki peremmpuan yaitu sebagai pemelihara, pembimbing, dan pemberdaya. Masyarakat adat sudah dapat menerima perempuan sebagai Raja, dan menerima perempuan ditengah-tengah komunitas masyarakat. Dengan demikian sudah mulai ada kesetaraan jender antara laki-laki dan perempuan. Saran dari penelitian ini, disampaikan kepada pihak-pihak pendukung keadilan dan kesetaraan jender yaitu, keluarga, pemerintah negeri adat, para Mama Raja, dan masyarakat. Hendaknya dapat membangun wacana masyarakat adat di Maluku terkait kesetaraan jender dan eksistensi perempuan di bidang publik. Sehingga dapat menciptakan kehidupan bersama di dalam masyarakat yang baik, setara, dan sadar jender.
URI: http://repository.uksw.edu/handle/123456789/12287
Appears in Collections:T1 - Theology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
T1_712010013_BAB I.pdfBab I430.89 kBAdobe PDFView/Open
T1_712010013_BAB II.pdfBab II533.23 kBAdobe PDFView/Open
T1_712010013_BAB III.pdfBab III664.12 kBAdobe PDFView/Open
T1_712010013_BAB IV.pdfBab IV283.06 kBAdobe PDFView/Open
T1_712010013_BAB V.pdfBab V185.32 kBAdobe PDFView/Open
T1_712010013_Daftar Pustaka.pdfDaftar Pustaka236.49 kBAdobe PDFView/Open
T1_712010013_Judul.pdfHalaman Judul2.05 MBAdobe PDFView/Open
T1_712010013_Lampiran.pdfLampiran1.86 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.