Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.uksw.edu//handle/123456789/13359
Title: | Ulos dalam Pranata Perkawinan Batak Toba di Jakarta |
Authors: | Simanjuntak, D. Meyanita |
Issue Date: | 2017 |
Publisher: | Doktor Sosiologi Agama Program Pascasarjana FTEO-UKSW |
Abstract: | Ulos adalah kain (wastra) Batak yang berasal dari Tapanuli, Sumatera Utara berfungsi dalam berbagai kegiatan baik yang pragmatis maupun yang bersifat resmi masyarakat Batak dan adat Batak. Untuk mendeskripsikan ulos dalam maknanya pada setiap kegiatan itu, maka berdasarkan konteks sosio-historisnya dan juga konteks adat Batak. Sebagai ulos dalam maknanya dengan adat Batak yang terfokus pada perkawinan bagi orang Batak Toba di Jakarta dan ulos ragi idup dan ulos ragi hotang. Dalam hubungan ini, saya menemukan ulos dalam makna-makna sama dan tidak sama. Karena itu saya menginterpretasikan setiap makna dari kedua konteks tesebut sebagai konsep nilai. Dalam hal itu saya menemukan lima makna sama, sebenarnya telah ada dalam konsep ulos. Yang paling khas dari konsep ulos adalah konsep nilai berkat, kasih sayang, harapan, pertalian keluarga dan persatuan. Dalam hubungan ini, sebagai nilai inti yang melatar-dasari ulos dalam perkawinan adat Batak, bahkan pada setiap kegiatan yang bersifat resmi masyarakat Batak dan adat Batak. Lima nilai yang lainnya berdasarkan konteks sosio-historisnya juga, yaitu menyenangkan, kehangatan bagi tubuh dan jiwa, kepercayaan, kekuatan daya hidup dan tata cara adat. Empat nilai yang lainnya pada perkawinan adat bagi orang Batak Toba di Jakarta yaitu penghormatan, kehidupan, keteguhan setia dan pengesahan perkawinan secara adat. Saya menginterpretasikan setiap nilai berdasarkan masing-masing konteksnya. Demikian juga ekspresi nilai inti yang merupakan bagian dari kebudayaan Batak dan nilai agama Kristen merupakan ekspresi dari kehidupan beragama orang Batak Toba di Jakarta. Dalam hubungan ini, sebagai nilai inti dan nilai kristiani menjadi kekuatan struktur normatif dan tatanan sosial di waktu dan dunia sekarang. Selanjutnya untuk memperjelas karakteristik ulos adalah objek kain yang dapat dilihat dan diamati dengan indra penglihatan (mata), yang merupakan kesamaan dan kepadanan konsep tanda dalam pengertian semiotik, Untuk itu, maka saya membandingkannya dengan konsep tanda dalam rupa-rupa objek yang lainnya dalam kerangka teoritik. Jadi, isi setiap konsep tanda berbeda-beda bergantung pada konteks masyrakatnya. Setiap masyarakat mempunyai konsep tandanya sendiri, yang merupakan produk masyarakatnya sendiri. Sebab itu konsep tanda berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Karena setiap masyarakat membangun konsep tandanya pada objek yang ditentukan menjadi acuan bersama bagi anggota-anggotanya dalam kehidupan bermasyarakat. |
URI: | http://repository.uksw.edu/handle/123456789/13359 |
Appears in Collections: | D - Doctor of Religion Sociology |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
D_762009001_Judul.pdf | Halaman Judul | 1.73 MB | Adobe PDF | View/Open |
D_762009001_BAB I.pdf | BAB I | 1 MB | Adobe PDF | View/Open |
D_762009001_BAB II.pdf | BAB II | 2.59 MB | Adobe PDF | View/Open |
D_762009001_BAB III.pdf | BAB III | 2.36 MB | Adobe PDF | View/Open |
D_762009001_BAB IV.pdf | BAB IV | 2.38 MB | Adobe PDF | View/Open |
D_762009001_BAB V.pdf | BAB V | 1.31 MB | Adobe PDF | View/Open |
D_762009001_BAB VI.pdf | BAB VI | 625.62 kB | Adobe PDF | View/Open |
D_762009001_Daftar Pustaka.pdf | Daftar Pustaka | 710.03 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.