Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.uksw.edu//handle/123456789/14133
Title: Kerajaan Gowa dalam Perniagaan Abad XVII
Authors: Lamatokan, Andri Paulus
Keywords: pelabuhan transito;bandar niaga
Issue Date: 2017
Publisher: Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP-UKSW
Abstract: Fokus perhatian studi ini adalah upaya untuk mengkaji dan mengungkapkan secara dekskriptif naratif mengenai faktor-faktor yang menyebutkan Kerajaan Gowa pada abad XVII dapat berkembang menjadi Bandar intenasional, Bandar transit dalam dunia perdagangan nusantara. Sejak masa pra-Kolonial, pelabuhan Makassar (Somba Opu) sudah dikenal sebagai pintu ke kawasan timur Indonesia. Kota yang terletak di ujung selatan pulau Sulawesi ini memiliki sejarah yang panjang sebagai Bandar niaga yang strategis sebagai enterport yang menghubungkan kawasan Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Banda, dan jaringan local lainnya serta perdagangan jarak jauh dengan Cina, India, dan Eropa, tetapi juga sebagai produsen komoditi perdagangan penting, terutam beras. Dan jangkauan jaringan telah mencapai hamper seluruh kawasan Nusantara, Australia Utara, Kepulauan Filipina, Makao, China, dan beberapa kota pelabuhan di semenanjung Malaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi Somba Opu seperti letak geografisnya yang sangat strategis terutama letak dan ikllimnya menyebabkan Kerajaan Gowa dapat berkembang dalam jaringan pelayaran dan perdagangan hingga menjadi Bandar internasional, Bandar transito di abad XVII. Penyebab lain adalah jumlah penduduknya yang terus meningkat di karenakan raja memperkenankan kepada pedagang-pedagang dari seluruh Nusantara dan asing untuk tinggal dan menetap ataupun hanya berdagang di sekitar kerjaan Gowa atau pelabuhan Somba Opu. Luas kota (wilayah), dan sifat pemerintahan terhadap para pedagang dan masyrakatnya yang senantiasa memberi perlindungan. Selain itu didukung pula oleh sarana dan prasarana seperti pasar, Bandar niaga, laut dan alat transportasi laut. Pada abad XVII yaitu pada tahun 1669 mengalami kemunduran hal ini disebabkan oleh VOC yang memonopoli perdagangan dengan mengembangkan prinsip laut tertutup (mare clusum). Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyarankan agar para sejarawan dapat meningkatkankan perhatiannya dalam mengungkap fakta-fakta sejarah lokal dari berbagai aspek sehingga gambaran kehidupan bangsa Indonesia dan juga aspek-aspek keamaritiman dapat terungkap secara menyeluruh dan utuh.
The focus of attention of this study is an attempt to examine and express descrcriptively narrative on the factors that mention The Kindom Of Gowa in the XVII century can develop into an International, Transit city in the world of commerce of archipelago. Since pre-colonial times, Port of Makassar (Somba Opu) Already known as the door to eastern indonesia. The city is located in the southern tip of the island of sulawesi has a long history as a strategic trading city as the inter port which connects the area of Java sea , Strait of Makassar, sea Sulawesi, sea Banda, and the other local networks as well as long distance views with China, India, and Europe, but also as an important trade commodity producer, especially Rice.and network coverage has reached almost the entire archipelago, North Australia, The Phillippines Archipelago, Macao, Chines, and Several port of cities on the Malay peninsula. Research show that position of Somba Opu such as geographical location is very strategic especially the location and climate cause the kingdom of Gowa can develop in the network of shiping and commerce to become an international airport , transit bandar in the XVII century.anothercause is the number of its population continues to increase because the king allows merchants from all over the archipelago and foreign to stay settled or just trade around the kingdom of Gowa or port Sumba Opu . wide of the city (territory) , and is govermental to the traders and society who always provide protection ,but also supported by and infrastructure such as markets trade ports, marine and sea transportation equipment, in the 16th century, in 1669 this decline was caused by the VOC monopolizing trade by developing the principle of sealed sea ( mare clusum ). Based on the result of this study , the authors suggest that historians can increase their attention in revealing the facts of local history from various aspects so that the picture of indonesian nation life and also maritime aspets can be revealed thoroughly and whole
URI: http://repository.uksw.edu/handle/123456789/14133
Appears in Collections:T1 - History Education

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
T1_152016801_BAB I.pdfBAB I294.11 kBAdobe PDFView/Open
T1_152016801_BAB II.pdfBAB II469.56 kBAdobe PDFView/Open
T1_152016801_BAB III.pdfBAB III253.4 kBAdobe PDFView/Open
T1_152016801_BAB IV.pdfBAB IV1.86 MBAdobe PDFView/Open
T1_152016801_BAB V.pdfBAB V257 kBAdobe PDFView/Open
T1_152016801_Daftar Pustaka.pdfDaftar Pustaka421.4 kBAdobe PDFView/Open
T1_152016801_Judul.pdfHalaman Judul880.23 kBAdobe PDFView/Open
T1_152016801_Lampiran.pdfLampiran1.53 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.