Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.uksw.edu//handle/123456789/14715
Title: Transformasi Komunitas Punk di Condong Catur Yogyakarta dalam Prespektif Modal Sosial
Authors: Nugraha, Adi
Keywords: transformasi punkers;komunitas punk;modal sosial;gerakan sosial
Issue Date: 2017
Publisher: Program Studi Sosiologi FISKOM-UKSW
Abstract: Punk merupakan gerakan perlawanan pemuda yang hadir sebagai resistensi terhadap penindasan dan ketidakadilan yang cenderung banyak di lahirkan oleh sistem kekuasaan kepada masyarakat yang terpinggirkan. Upaya pemberontakan serta kritikan tersebut diimplementasikan secara bebas menggunakan karya seni dan di totalitaskan dengan cara bertahan hidup dijalanan secara kolektif dan independent. Adapun transformasi yang terjadi oleh para Punkers dari menjalani hidup dijalanan hingga menjadi pengusaha, kedai sepreti yang terjadi di Kedai Keblasuk Condong Catur Yogyakarta. Penelitian yang berjudul “TRANSFORMASI KOMUNITAS PUNK di Condong Catur Yogyakarta dalam Prespektif Modal Sosial” ini memiliki tujuan penelitian, yaitu Mendeskripsikan transformasi komunitas Punk dari jalanan menjadi pengusaha Kedai Keblasuk di Condong Catur Yogyakarta serta hal-hal yang melatarbelakangi transformasinya menggunakan prespektif modal social. Sesuai dengan tujuan tersebut penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-eksplanatori. Selain itu dalam mengkaji pokok permasalahan, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu model penelitian yang menghasilkan data deskripsi mengenai kata-kata lisan ataupun tertulis, serta tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti. Unit amatan dalam penelitian ini adalah para Punkers yang menjalani kegiatan usaha Kedai Keblasuk, sedangkan unit analisisnya adalah hubungan yang terjadi antar Punkers Kedai Keblasuk serta orang-orang di luar komunitasnya. Informan kunci yang merupakan subjek penelitian adalah Punkers yang mengelola Kedai Keblasuk. Hasil Penelitian menunjukan bahwa terjadi proses transformasi para punkers dalam bertahan hidup dari jalanan menjadi pengusaha Kedai Keblasuk yang turut dipengaruhi oleh tiga pilar modal social yaitu Trust (Kepercayaan), Norm (Norma), dan Network (Jaringan) dalam melakukan sebuah gerakan menggunakan karya seni dan kedai sebagai medianya. Hal-hal prinsipil tersebut dapat terlihat dalam hidup keseharian mereka, seperti Konsep Anti Kapitalisme, Anti Konsumerisme, Kebersamaan, D.I.Y (Do It Yourself), serta Equality (Persamaan) sebagai patokan bersama. Modal sosial pun dijadikan sebagai senjata untuk memutar balikan anggapan negatif masyarakat tentang mereka.
Punk is a youth resistance movement that emerged as a resistance against oppression and injustice which most often created by the system of government to the marginalized communities. Their resistance as well as criticism are implemented freely using artwork and totally implemented on how they survive in the street collectively and independently. The transformation of the Punkers who live in the street to become café entrepreneurs as happened in Keblasuk Café, Condong Catur Yogyakarta. The study, entitled "TRANSFORMATION OF PUNK COMMUNITY in Condong Catur Yogyakarta on the Perspective of Social Capital" is intended to describe the transformation of Punk community from the street to become entrepreneur of Keblasuk Café in Condong Catur Yogyakarta and matters that underlying the transformation using social capital perspective. In accordance with the objective of this study, descriptive-explanatory research method is applied. In addition, in reviewing the subject matter, this study uses a qualitative approach, the research model that generates the data description of the words spoken or written, and behavior that can be observed from the participants or informants. The unit of observation in this study is the Punkers who do business in Keblasuk Café, while the unit of analysis is the relationship between Punkers in Keblasuk Café with people outside the community. The key informants who are the subjects of this study are the Punkers who manage Keblasuk Café. The result of the study indicates that there is a process of transformation of the Punkers when surviving in the street to become entrepreneur of Keblasuk Café is also influenced by the three pillars of social capital, namely Trust, Norm, and Network to conduct a movement using artwork and café as a medium. These basic principles can be seen in their daily lives, such as the concept of Anti-Capitalism, Anti Consumerism, Togetherness, DIY (Do It Yourself), and Equality as their common standard. Social capital is used as a weapon to twist the negative perception of society about them.
URI: http://repository.uksw.edu/handle/123456789/14715
Appears in Collections:T1 - Sociology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
T1_352011603_BAB I.pdfBAB I340.96 kBAdobe PDFView/Open
T1_352011603_BAB II.pdfBAB II1.44 MBAdobe PDFView/Open
T1_352011603_BAB III.pdfBAB III321.77 kBAdobe PDFView/Open
T1_352011603_BAB IV.pdfBAB IV1.34 MBAdobe PDFView/Open
T1_352011603_BAB V.pdfBAB V1.43 MBAdobe PDFView/Open
T1_352011603_BAB VI.pdfBAB VI228.88 kBAdobe PDFView/Open
T1_352011603_Daftar Pustaka.pdfDaftar Pustaka1.02 MBAdobe PDFView/Open
T1_352011603_Judul.pdfHalaman Judul1.52 MBAdobe PDFView/Open
T1_352011603_Lampiran.pdfLampiran985.33 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.