Sasi dan Kualitas Hasil Panen Kelapa di Waenalut, Buru Selatan : Pentingnya Pengetahuan Biologi sebagai Dasar Aplikasi suatu Kearifan Lokal

Abstract

Sasi adalah kearifan lokal yang dikenal luas di wilayah Maluku. Sasi diartikan sebagai larangan mengambil sumberdaya alam tertentu dalam periode waktu tertentu. Di Desa Waenalut, petani menerapkan sasi kelapa yaitu larangan mengambil hasil kelapa, yang biasanya diberlakukan selama enam bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas hasil panen kelapa yang disasi dan sejauhmana pemahaman petani tentang biologi kelapa dalam kaitannya dengan sasi kelapa. Penelitian dilakukan dengan metode observasi lapangan dan wawancara. Sampel pohon kelapa dibagi dalam dua kelompok umur pohon yaitu 16-25 tahun dan >30 tahun. Sampel buah kelapa dipilih secara acak dari setiap kelompok umur buah yang dipanen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok pohon 16-25 tahun, buah kelapa yang dipanen berumur 8-16 bulan dengan berat buah berkisar antara 661,83-2136,67 g, berat daging buah berkisar antara 236,17-355,50 g dan tebal daging buah berkisar antara 7,55-11,89 mm. Pada kelompok pohon >30 tahun, buah kelapa yang dipanen berumur 10-17 bulan dengan berat buah berkisar antara 672,33-1797,16 g, berat daging buah berkisar antara 243,84-309,66 g dan tebal daging buah berkisar antara 9,86-11,62 mm. Sasi kelapa efektif untuk mencegah terjadinya pencurian kelapa namun berpengaruh pada penurunan kualitas hasil panen. Petani tidak memiliki pengetahuan tentang biologi kelapa. Pengetahuan biologi kelapa penting sebagai dasar revitalisasi praktik sasi kelapa sehingga aplikasinya dapat lebih efektif untuk meningkatkan kualitas hasil panen.