Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.uksw.edu//handle/123456789/16597
Title: Karakteristik Asam Urat Penduduk Asli Kota Larantuka, Nusa Tenggara Timur
Authors: Makleat, Melifera Yani
Keywords: asam urat;jenis kelamin;penduduk asli Kota Larantuka;NTT
Issue Date: 2018
Publisher: Magister Biologi Program Pascasarjana UKSW
Abstract: Jenis kelamin dapat menentukan kondisi normal atau tidaknya kadar asam urat manusia. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis prevalansi hiperuresemia berdasarkan jenis kelamin pada penduduk asli kota Larantuka, Provinsi NTT. Sampel darah untuk mengukur kandungan asam urat diambil dari penduduk Kota Larantuka, Provinsi NTT yang meliputi tiga kelurahan, yaitu Kelurahan Pantai Besar, Lewolere, dan Waibalun. Responden dipilih secara acak dengan patokan usia 30 tahun ke atas dan dengan sukarela diambil darahnya. Responden juga harus berlatar belakang penduduk asli Flores Timur yang tidak berasal dari perkawinan campuran dengan suku daerah lain. Kadar asam urat diukur dengan EasyTouch®. Untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap kadar asam urat darah dilakukan analisis Chi Square pada contigency table. Perbedaan kadar asam urat antara perempuan dan laki-laki dianalisis dengan Uji t. Data yang ada dipaparkan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh signifikan dari jenis kelamin terhadap kondisi asam urat darah, tetapi proporsi normouresemia dan hiperuresemia antara perempuan dan laki-laki relatif sama jika dihitung berdasarkan masing-masing jenis kelamin. Kesimpulan penelitian adalah kadar asam urat perempuan (7,1a±0,3) dan laki-laki (7,8a±0,5) penduduk asli Kota Larantuka relatif sama, dengan perempuan lebih banyak mengalami hiperuresemia yang diduga karena memasuki masa menstruasi.
Gender can determine normal or abnormal conditions of human uric acid levels. The purpose of this study was to analyze the prevalence of hyperursemia by sex in the native inhabitants of Larantuka city, NTT Province. Blood samples to measure uric acid content were taken from residents of Larantuka City, NTT Province covering three urban villages, namely Pantai Besar, Lewolere, and Waibalun. Respondents were randomly selected by age 30 and above and volunteered their blood. Respondents should also be in the background of East Flores indigenous people who do not come from mixed marriages with other regional tribes. Levels of uric acid are measured with EasyTouch®. To determine the influence of sex on blood uric acid level, Chi Square analysis was done on the contigency table. Differences in uric acid levels between women and men were analyzed by t Test. Existing data are presented descriptively. The results showed a significant influence of sex on the condition of uric acid, but the proportion of normouresemia and hyperuresemia between women and men is relatively the same if calculated on the basis of each sex. The conclusion of the study was uric acid level of women (7,1a±0,3) and men (7,8a±0,5) indigenous of Larantuka City was relatively same, with more women experiencing hyperuresemia allegedly due to entering menstruation period.
Description: Tidak diizinkan karya tersebut diunggah kedalam aplikasi Repositori Perpustakaan Universitas.
URI: http://repository.uksw.edu/handle/123456789/16597
Appears in Collections:T2 - Master of Biology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
T1_422014009_Judul.pdfHalaman judul1.17 MBAdobe PDFView/Open
T2_422014009_Abstract.pdfAbstract256.27 kBAdobe PDFView/Open
T1_422014009_Isi.pdf
  Restricted Access
Isi1.46 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.