Yang Kotor Yang Menyucikan: Sakralitas Darah Menstruasi dalam Ikatan Pela Negeri Lumahpelu dan Negeri Sohuwe

Abstract

Pela merupakan salah satu bentuk kearifan lokal masyarakat Maluku, khususnya di Pulau Seram, Ambon, Lease, dan Buru yang terkenal di Nusantara bahkan dunia. Nilai budaya yang terkemas dalam pela sering menjadi contoh kerukunan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan tentang pela darah (jejaring kultural) negeri Lumahpelu dan negeri Sohuwe (komunitas adat) di Pulau Seram, Maluku. Dalam penelitian ditemukan bahwa pela darah terbentuk dari darah menstruasi perempuan remaja. Dengan demikian, penulisan ini memiliki research gab dengan penulisan-penulisan sebelumnya yang menemukan bahwa pela darah terbentuk dari peperangan (rekonsiliasi) dan bantuan antar negeri. Dalam kepentingan ini maka metode penelitian yang dipergunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini, ada tiga teknik pengumpulan data yang akan digunakan, pertama; wawancara, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan informan sehingga memperoleh informasi dengan leluasa, kedua; studi dokumenter, teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan mendapatkan foto-foto yang berhubungan dengan penelitian, ketiga; studi pustaka, dalam teknik ini dilakukan studi tentang landasan teori melalui buku, literatur atau catatan terkait dengan penelitian yang dilakukan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah ritual, simbol, dan jejaring sosial. Dari hasil kajian ditemukan bahwa simbol darah menstruasi perempuan remaja memainkan peran sentral dalam ritual pinamou, sehingga masyarakat negeri Lumahpelu dan negeri Sohuwe terintegrasi dalam ikatan pela (jejaring sosial).