Studi Sosio Teologis terhadap Perkawinan Satu Marga di Jemaat Syalom Aen’ut

Abstract

Masyarakat Timor pada umumnya mempunyai sistem kekerabatan patrililinear dengan sistem kekrabatan exogami yang mempunyai aturan adat. Dimana aturan adat itu mengatur bahwa yang masih sau marga dilaang melangsungkan sebuah perkawinan. Namun dipihak lain, ada juga masyarakat Timor yang cenderung mengubah larangan perkawinan satu marga yaitu terkhususnya di Jemaat Syalom Aen’Ut desa Bikekneno. Di jemaat Syalom Aen’Ut menganggap bahwa perkawinan semarga sudah dipengaruhi oleh budaya leluhur sehingga mereka tidak bisa mengubahnya. Perkawinan semarga ini melanggar hukum tetapi mereka tidak bisa melepaskan kebiasaan ini. Walaupun dalam satu keluarga mempunyai beberapa anak, salah satu anak tersebut harus menikah kembali dengan saudaranya sendiri. Mereka yang melakukan perkawinan semarga menggangga bahwa perkawinan bersaudara adalah satu kebiasaan yang membuat sistem kekerabatan mereka tetap asli dan tidak terpecah-belah. Metode yang dipakai untuk untuk mengumpulkan data yakni pengumpulan data primer dari lapangan tempat penelitian. Dengan mewawancarai untuk mendapatkan informasi dari masyarakat setempat. Berdasarkan hasil penelitian bahwa gereja yang meliputi pendeta dan majelis yang menjabat didalamnya, tidak memberikan pandangan jelek terhadap tradisi perkawinan sedarah ini. walaupun perkawinan sedarah ini sebenarnya tidak diperbolehkan tetapi kebiasaan ini sudah menjadi kebiasaan mereka. jika jemaat mengatakan adat dan gereja harus berjalan sejajar itu berarti Jeaat tidak bisa melepaskan salah satunya.