Pengaruh Umur Panen terhadap Mutu Benih Gandum Tropis (Triticum aestivum L.) Varietas Dewata

Abstract

Gandum tropis Indonesia (Triticum aestivum L.) merupakan hasil introduksi dan pengembangan yang bertujuan untuk menunjang kebutuhan pangan dalam negeri. Salah satu syarat untuk memproduksi tanaman adalah adanya benih yang bermutu tinggi. Benih yang bermutu tinggi dihasilkan dari biji yang telah masak dan memiliki viabilitas atau daya berkecambah yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui masak fisiologis benih gandum pada berbagai umur panen dan untuk mengetahui umur panen manakah yang sudah mencapai masak fisiologis. Penelitian dilakukan dilahan percobaan dengan ketinggian tempat ± 900 meter dpl dan di laboratorium benih Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan yaitu umur panen 92 hst, 99 hst, 106 hst, 113 hst dan 120 hst yang diulang sebanyak 5 kali. Analisis data menggunakan analysis of variance yang kemudian dilakukan uji lanjut menggunakan Beda Nyata Jujur (BNJ) pada tingkat kepercayaan 95%. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah parameter mutu benih meliputi kadar air, DHL, bobot 1000 biji, daya berkecambah, keserempakan tumbuh, kecepatan tumbuh dan vigor kekuatan benih. Hasil penelitian menunjukan bahwa umur panen berpengaruh nyata pada kadar air, bobot 1000 biji, daya berkecambah, kecepatan tumbuh keserempakan tumbuh dan vigor kekuatanan tumbuh. Dari hasil yang diperoleh bahwa masak fisiologis benih terjadi pada perlakuan umur panen 120 hari setelah tanam dan juga sudah menghasilkan daya berkecambah 80,4% dan kadar air 11,18 % yang menunjukkan bahwa hasil tersebut sudah memenuhi kriteria mutu benih menurut standar FAO.

Indonesian tropical wheat (Triticum aestivum L.) is the result of introduction and development that aims to support domestic food needs. One of the requirements for producing plants is the presence of high-quality seeds. High-quality seeds are produced from ripe seeds that have high viability or germination. The purpose of this study is to determine the physiological maturity of wheat seeds at various harvest ages and to determine which harvest age has reached physiological maturity. The study was conducted in an experimental field with a height of ± 900 meters above sea level and in the seed laboratory of the Satya Wacana Christian University's Agriculture and Business Faculty. This study used a Randomized Block Design (RBD) with 5 treatments, namely harvest age 92 hst, 99 hst, 106 hst, 113 hst and 120 hst which is repeated 5 times. Data analysis uses analysis of variance which is then carried out further testing using Honest Real Difference (HRD) at a 95% confidence interval. The parameters observed in this study is quality of seed were water content, weight of 1000 seeds, germination power, simultaneous growth and simultaneous growth vigor of seeds. The results showed that the age of harvest had a significant effect on water content, weight of 1000 seeds, germination power, growth speed and simultaneous growth vigor. From the results obtained physiological maturity of the seeds occurs at the age of 120 days after planting and also produces 80.4% germination capacity and 11.18% moisture content which indicates that the results have met the criteria for seed quality according to FAO standards.