Peranan Komunitas Kristen dalam Negara: Studi Hermeneutik dengan Perspektif Partisipasi Politik terhadap Surat Roma 13:1-7

Abstract

Indonesia yang menerapkan sistem demokrasi masih bergulat pada demokrasi elektoral yang bermuara pada akumulasi suara. Realita pelaksanaan demokrasi di Indonesia diwarnai dengan fakta sebagian warga negara Indonesia belum sepenuhnya optimal menggunakan haknya untuk berpartisipasi di bidang politik. Tak mudah menemukan pengaruh Kristen dalam sejarah Indonesia, mengingat posisi yang bukan hanya sebagai agama minoritas, tetapi juga labelisasi salah kaprah sebagai agama penjajah. Selain memang secara kuantitas minoritas, penyebab lain dari tidak optimalnya peranan politis warga negara Indonesia yang berlatarbelakang Kristen yakni adanya sikap apolitis yang dipengaruhi teologi “asing”, yang diwariskan kepada gereja Indonesia. Gereja Indonesia dipengaruhi oleh kesalehan pietis dari Kekristenan Barat yang lebih menghayati aspek individual dan spiritual iman dengan orientasi dunia akhirat. Oleh karena kecenderungan apolitisnya, sebagian gereja Kristen Protestan menjadi kurang peduli dengan kualitas demokrasi di Indonesia. Berangkat dari permasalahan ini, peranan partisipasi politik gereja perlu ditanggapi dengan serius dan kritis demi mencapai sebuah pemahaman peranan partisipasi politik Kristen. Melalui studi hermeneutik dengan perspektif partisipasi politik terhadap teks Roma 13:1-7 ditemukan bahwa dalam peranan partisipasi politiknya, gereja sudah seharusnya memaknai partisipasinya dalam bidang politik sebagai panggilan. Peranan gereja terkait dengan kegiatan politik tanpa menjadi lembaga politik. Artinya gereja, tidak memperjuangkan suatu ideologi politik tertentu, melainkan dalam setiap realitas sosial-politik masyarakat gereja menyatakan kesaksian Injil Kerajaan Allah, demi memajukan masyarakat dalam keadilan, kesejahteraan, dan perdamaian. Tindakan melayani kemudian menjadi dasar pemaknaan peranan partisipasi politik gereja dalam pentas dunia nyata.