Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains pada Siswa Kelas IV SD Negeri Gladagsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan langkah-langkah penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dalam meningkatkan keterampilan proses sains pada siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus. Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri Gladagsari kecamatan Ampel kabupaten Boyolali dengan subyek penelitian yaitu siswa kelas IV SD Negeri Gladagsari dengan jumlah subyek sebanyak 22 yang terdiri dari 6 perempuan dan 16 laki-laki.Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pengisian angket dan lembar observasi,dimana angket akan di isi oleh siswa dan lembar observasi akan di isi oleh observer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan langkah-langkah model sains teknologi masyarakat yaitu apersepsi, pembentukan konsep, aplikasi konsep atau penyelesaian masalah, pemantapan konsep dan evaluas keterampilan proses sains siswa menjadi meningkat. Hal tersebut dibuktikan dari kondsi awal, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan pada kategori tinggi, pada kategori sedang mengalami penurunan, dan pada kategori rendah mengalami penurunan atau pengurangan. Keterampilan proses sains siswa dari kondisi awal atau pra siklus menunjukkan keterampilan proses sains pada kategori tinggi terdapat 23% siswa, pada kategori sedang terdapat 32% siswa dan pada kategori rendah terdapat 45% siswa. Pada siklus I keterampilan proses sains siswa meningkat setelah dilakukan tindakan. Pada kategori tinggi terdapat 50%, kategori sedang berkurang menjadi 28% dan pada kategori rendah berkurang juga menjadi 22% siswa. Pada siklus II keterampilan proses sains siswa mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan. Pada kategori tinggi 17% siswa, pada kategori sedang terdapat 5% siswa, dan pada kategori rendah mengalami pengurangan menjadi 0% siswa.