Stigma Diri dan Subjective Well-Being pada Remaja yang Melahirkan di Usia Dini di Kota Ambon

Abstract

Remaja yang melahirkan di usia dini rentan terhadap penilaian pada diri mereka sendiri atau disebut self stigma, yang berpengaruh pada kondisi psikologis dan sosialnya. Self stigma ialah hasil dari penilaian orang lain yang diterapkan pada diri sendiri, dan dimungkinkan berdampak pada tingkat kesejahteraan subjektif (subjective well-being) remaja yang melahirkan di usia dini. Subjective well-being merupakan gambaran evaluasi kehidupan, pengalaman emosional secara afektif dan kognitif. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan gambaran stigma diri dan subjective well-being pada remaja yang melahirkan di usia dini di Kota Ambon, Provinsi Maluku. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan desain studi kasus dan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sebanyak delapan remaja yang melahirkan diusia dini menjadi partisipan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara terstruktur dan analisis tematik dengan uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukan bahwa gambaran stigma diri pada remaja yang melahirkan di usia dini cenderung dianggap bukan perempuan baik-baik, sementara hamil dan melahirkan namun masih kuliah atau sekolah, membuat malu orang tua dan dianggap tidak dapat menjaga diri. Sementara subjecttive well-being yang dirasakan oleh remaja terkait afek positif yakni ada rasa syukur dan ada tanggung jawab setelah menjadi seorang ibu, sedangkan afek negatif yaitu kebutuhan anak (makan, pakaian, sekolah) belum bisa terpenuhi, belum punya pekerjaan dan ada perasaan sedih, yang menyebabkan remaja belum puas dengan hidupnya. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukan gambaran stigma diri dan subjective well-being pada remaja yang melahirkan di usia dini di Kota Ambon mempengaruhi hubungan sosial, perubahan prioritas dan peran sehingga remaja tersebut membutuhkan dukungan dari keluarga.

Teenagers who giving birth at an early age are vulnerable to self-assessment or self-stigma, which affects their psychological and social conditions. Self-stigma is the result of other people's judgments applied to oneself, and it is possible to have an impact on the subjective well-being of teenagers who giving birth at an early age. Subjective well-being is a picture of life evaluation, emotional experience affective and cognitive. The purpose of this study is to describe the picture of self-stigma and subjective well-being in teenagers who giving birth at an early age in Ambon City, Maluku Province. This study uses qualitative methods, with case study design and sampling techniques using purposive sampling. A total of eight teenagers who giving birth at an early age were participants. Data collection techniques using structured interviews and thematic analysis with data validity testing using source triangulation techniques. The results showed that the picture of self-stigma in teenagers who giving birth at an early age tends to be considered not a good woman, while pregnant and giving birth but still in college or school, embarrassing parents and considered unable to look after themselves. While the subjective well-being felt by teenagers is related to positive affect which is gratitude and responsibility after becoming a mother, while negative affect which is the needs of children (food, clothing, school) have not been fulfilled, do not have a job and there are feelings of sadness, which causes teens not satisfied with their lives. The conclusion in this study shows a picture of self-stigma and subjective well-being in teenagers who giving birth at an early age in the city of Ambon affect social relationships, changes in priorities and roles so that these teens need support from family.