Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Warga Kelurahan Kalicacing Salatiga

Abstract

Latar belakang: Pasien Diabetes melitus (DM) sensitif terhadap makanan yang dikonsumsi. Pilihan untuk menemukan makanan padat nutrisi untuk pasien DM selalu dibatasi oleh makanan dan budaya makan dan ketersediaan sumber daya ekonomi. Memahami bagaimana pasien DM pada pengaturan komunitas tertentu memenuhi kebutuhan diet mereka adalah penting. Tujuan: Untuk menggambarkan dan menguji pola diet pasien diabetes pada pengaturan komunitas dalam konteks lingkungan budaya Jawa dan untuk menghubungkan pola makan mereka dengan variabel antropometrik, kimia dan klinis. Metode: Tujuh puluh dua persen (63 peserta) pasien DM di Kelurahan Kalicacing Kota Salatiga yang terdaftar di Puskesmas Kalicacing diteliti untuk konsumsi mereka dalam 6 bulan terakhir menggunakan SQ-FFQ. Data dikelola di Excell dan menggunakan korelasi pearson (dengan SPSS) untuk studi korelasi. Hasil: Sejumlah makanan diet dikonsumsi oleh pasien DM secara luas dan setiap hari. Kebanyakan dari mereka adalah makanan tradisional: nasi putih, tahu, tempe, teh, gula putih, dan kerupuk. Para pasien makan makanan kaya karbohidrat dengan proporsi tinggi, mencapai 63% (♂) dan 55% (♀). Dan bahkan lebih tinggi (76 hingga 80%) ketika mempertimbangkan gula dan makanan ringan sebagai makanan sumber karbohidrat. Namun, kami tidak menemukan korelasi antara nutrisi makro makanan dan variabel antropometrik, kimia dan klinis. Menariknya, kami dapat menunjukkan korelasi yang signifikan antara Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP) dan gula darah, terutama pada pria. Kesimpulan: Pasien DM di Kelurahan Kalicacing Salatiga tetap mengonsumsi makanan tradisional, tetapi juga dengan proporsi tinggi sumber makanan berkarbohidrat rendah.

Background: DM patients are sensitive to dietary food. Choices to find nutrious dense food for DM patients are always limited by food and eating culture and economic resources availability. Understand how DM patients at certain community setting meets their dietary needs are important.Objective: To describe and examine dietary patterns of diabetic patients at community setting in the context of javanese cultural environment and to relate their diet with antropometric, chemical and clinical variables.Methode: Sixty three (63) participants) DM participants at Kelurahan Kalicacing of Salatiga registered in Kalicacing Primary Healthcare were studied for their consumption (6 months \ SQ-FFQ), antropometric, and blood chemical profiles. Data were managed in Excell and the use pearson correlation (with SPSS) for correlation studies. Result: A number of dietary foods were consumed by DM patients widely and daily. Most of them are traditional food: white-rice, tofu, tempe, teh, white-sugar, and kerupuk. The patients eat a high proportion of carbohydrate rich food, reaching to 63% (♂) and 55% (♀). And even higher (76 to 80 %) when consider sugar and snack as carbohydrate source foods. However, we did not find any correlation between dietary macro nutrients and antropometric, chemical and clinical variables. Interestingly, we could demonstrate a significant correlation between Waist Hip Circumference Ratio (WHCR) and blood sugar, especially in men.Conclution: DM patients in Kelurahan Kalicacing Salatiga maintain to eat traditional foods, but also with high proportion of low quality carbohydrate source foods.