Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.uksw.edu//handle/123456789/20737
Title: | Negosiasi Identitas Agama dalam Ritual Kampetan di Watu Pinawetengan Minahasa |
Authors: | Tumbelaka, Gratciadeo |
Keywords: | Ritual;Identitas;Negosiasi;Minahasa;Kampetan;Watu Pinawetengan |
Issue Date: | Jan-2020 |
Publisher: | Program Studi Magister Sosiologi Agama |
Abstract: | Pro kontra penentuan identitas masyarakat pelaku praktik budaya ritual kampetan di Minahasa, terus menjadi perhatian banyak kalangan di Minahasa. Persoalan ini mecuak akibat keberanian pelaku budaya ritual menunjukan identitas diri bahkan kelompok, di atas permukaan tatanan sosial masyarakat Minahasa yang telah beridentitaskan kekristenan . Pasalanya, ritual kampetan merupakan bagian dari praktik kepercayaan kuno masyarakat yang hampir hilang terkikis identitas baru. Namun siapa sangka, masih banyak masyarakat terus melestarikan praktik budaya ritual kampetan, untuk menjaga identitas masyarakat ditengah identitas kekristenan yang dianut saat ini. Tak memandang bahasa, daerah, usia bahkan identitas kekristenan, individu dapat melakukan praktik ritual kampetan. Pelaku-pelaku ritual kampetan, melaksanakan ritual dengan tujuan dan maksud tertentu baik sekedar rindu berjumpa dengan leluhur guna meminta wejangan hidup atau bahkan memohonkan doa demi kesembuhan. Praktik ritual kampetan terus dihidupkan masyarakat agar, Minahasa memiliki identitas budaya yang kuat selain kerkekristenann umat berkekristenan. Pelaku-pelaku ritual melakukan praktik dengan tidak melepaskan identitas kekristenan mereka, melainkan budaya dan kepercayaan pelaku ritual masa kini berjalan beriringan. Perihal hal tersebut, ditemukan bahwa, para pelaku ritual melakukan negosiasi identitas kekristenan dalam praktik mereka. Identitas yang secara fleksibel dapat menyesuaikan diri individu pada keadaan di mana ia berada. Sebab itu, secara bersama keberadaan kekristenan tidak dapat mematikan budaya dan budaya tidak dapat menolak keberadaan kekristenan. Penulis melakukan penelitian kualitatif dengan metode wawancara pada para pelaku ritual di Watu Pinawetengan Minahasa. Dari penelitian itu, didukung dengan teori Ritual sebagai bentuk komunikasi oleh Rappaport serta identitas oleh Benwell dan Stokeo dalam hal penentuan diri sendiri, Burke dan Stets mengenai identitas yang menentukan peran individu atau komunitas di mana mereka berada. Selain itu, penulis juga menggunakan teori negosiasi identitas dari Ting-Toomey guna melihat penyesuain diri individu dalam hal-hal lain disekitarnya. Teori-teori tersebut bertujuan agar pembaca khususnya masyarakat Minahasa lebih memahami cara individu bernegosiasi dengan budaya agar tetap terjaga dan terus dilestarikan tanpa harus melupakan identitas lainnya |
URI: | https://repository.uksw.edu/handle/123456789/20737 |
Appears in Collections: | T2 - Master of Religion Sociology |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
T2_752017015_BAB I.pdf | BAB I | 701.12 kB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752017015_BAB II.pdf | BAB II | 887.07 kB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752017015_BAB III.pdf | BAB III | 1.31 MB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752017015_BAB IV.pdf | BAB IV | 951.2 kB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752017015_BAB V.pdf | BAB V | 181.95 kB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752017015_Daftar Pustaka.pdf | Daftar Pustaka | 312.34 kB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752017015_Judul.pdf | Judul | 1.15 MB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752017015_Lampiran.pdf | Lampiran | 941.64 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.