Upaya Peningkatan Hasil Belajar Tema Pendidikan Melalui Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Siswa Kelas III SD Negeri Besani Kecamatan Blado Kabupaten Batang Semester 2 Tahun 2011/2012

Abstract

Latar Belakang dalam penelitian ini adalah bahwa pembelajaran itu dimulai dari halhal yang kongkrit ke abstrak. Oleh karena itu pembelajaran bagi siswa kelas rendah menggunakan pembelajaran tematik, sampai saat ini pembelajaran di kelas rendah belum dapat dilaksanakan secara optimal. Kondisi ini akan mempengaruhi hasil belajar siswa, oleh karena itu perlu dikembangkan pendekatan pembelajaran tematik dengan modelmodel pembelajaran yang variatif antara lain adalah model pembelajaran cooperative learning tipe make a match. Rumusan masalah sebagai berikut apakah melalui pembelajaran tema pendidikan dengan menggunakan model cooperative learning tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas III SD Negeri Besani Kecamatan Blado Kabupaten Batang pada semester 2 tahun pelajaran 2011 / 2012” Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research. Model PTK yang digunakan adalah model spiral dari Kemmis S. dan Mc. Taggart R. dengan menggunakan 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 3 tahap yakni 1) perencanaan tindakan (planning), 2) pelaksanaan tindakan (action) dan pengamatan (observation), dan 3) refleksi (reflection). Subyek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri Besani Kecamatan Blado Kabupaten Batang sebanyak 25 siswa. Teknik pengumpulan data adalah teknik tes dan teknik observasi. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif komparatif yang meliputi perbandingan, mean, skor minimal, skor maksimal, dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar tema pendidikan dapat diupayakan melalui model cooperative learning tipe make a match siswa kelas III SD Negeri Besani Kecamatan Blado Kabupaten Batang Semester 2 Tahun 2011/2012. Hal ini nampak pada perbandingan skor rata-rata prestasi belajar tematik siswa yakni pada kondisi prasiklus 55,66; siklus I naik menjadi 71,60 dan siklus II naik lagi menjadi 78,80. Persentase ketuntasan belajar naik dari prasiklus 32%, siklus I 51% dan siklus II naik menjadi 92%. Ada kenaikan skor minimal dari pra siklus 40, siklus I 50, dan naik di siklus 2 menjadi 60. Begitu pula skor maksimal dari pra siklus 80, siklus I dan siklus 2 mencapai 100. Saran yang diberikan adalah bahwa guru hendaknya mengubah pembelajarannya menjadi pembelajaran tematik yang berpusat pada siswa dengan mendesain pembelajaran menggunakan model cooperative learning tipe make a match.