Analisis Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja: Studi Kasus Pada CV. Decorus Temanggung

Abstract

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem yang disusun sedemikian rupa sesuai dengan sifat dan kegiatan perusahaan dengan tujuan agar masing-masing unit organisasi dapat mempertanggungjawabkan hasil kegiatannya yang berada di bawah pengawasannya. Menurut sistem ini, unit-unit yang ada dalam organisasi dibagi menjadi pusat-pusat pertanggungjawaban, dan keseluruhan pusat pertanggungjawaban ini membentuk jenjang hirarki dalam organisasi. Selama pusat pertanggungjawaban dibentuk di CV. Decorus sudah ada penilaian kinerja namun tidak rutin dilakukan, penilaian kinerja mempengaruhi pengambilan keputusan-keputusan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja CV. Decorus Temanggung. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data yang digunakan merupakan data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan berasal dari hasil wawancara mengenai pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban yang sudah diterapkan oleh perusahaan dengan Pimpinan Perusahaan, Manajer Sales & Marketing, Finance dan Production. Data Sekunder, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung berupa catatan atau laporan historis adalah profile perusahan, struktur organisasi dan deskripsi jabatan, prosedur akuntansi pertanggungjawaban, data-data mengenai biaya yang tertuang dalam laporan pertanggungjawaban dan laporan keuangan CV. Decorus. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja adalah CV. Decorus telah menerapkan akuntansi pertanggungjawaban dalam menilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban, akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan di perusahaan sudah sesuai dengan syarat akuntansi pertanggungjawaban serta hasil analisis penilaian kinerja di pusat-pusat pertanggungjawaban terjadi selisih tidak menguntungkan (unfavorable) serta selisih menguntungkan (favorable). Penilaian kinerja yang selama ini dilakukan oleh perusahaan akan lebih baik jika rutin dilakuan setiap tahunnya. Melakukan perbaikan (revisi) untuk menyusun anggaran sesuai dengan kondisi yang berkembang. Memilih bahan baku yang berkualitas dan membuat kontrak kualitas kepada supplier. Melakukan promosi produk dan mencari Buyer baru. Hedging untuk meminimalkan resiko kerugian kurs mata uang (USD).