Subjective Well-Being pada Generasi Tradisional, Generasi Baby Boomers, Generasi X dan Generasi Y

Abstract

Latar belakang generasi yang berbeda menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kebahagiaan atau subjective well-being seseorang meskipun mereka hidup di era watu yang sama. Meskipun demikian, evaluasi terhadap subjective well-being penting dilakukan karena setiap individu memiliki tujuan yang sama yaitu mencapai kebahagiaan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis stratified random sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner evaluasi diri yaitu Scale of Positive and Negative Experience (SPANE) dan The Satisfaction With Life Scale (SWLS). Hasil penelitian menunjukan bahwa Generasi Tradisional, Generasi Baby Boomers, Generasi X dan Generasi Y cenderung memiliki perasaan negatif yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah jumlah pendapatan, status pernikahan dan pandemi covid-19 sedangkan untuk kepuasan hidup yang tinggi dipengaruhi oleh faktor usia dan pekerjaan.

Different generational backgrounds are one of the factors that affect a person's level of happiness or subjective well-being even though they live in the same stone era. Nevertheless, evaluation of subjective well-being is important because every individual has the same goal, namely achieving happiness. The research method uses a quantitative approach with stratified random sampling. Data were collected using a self-evaluation questionnaire, namely the Scale of Positive and Negative Experience (SPANE) and The Satisfaction With Life Scale (SWLS). The results of the study show that the Traditional Generation, Baby Boomers Generation, Generation X and Generation Y tend to have negative feelings which are influenced by several factors including the amount of income, marital status and the covid-19 pandemic, while high life satisfaction is influenced by age and work factors.