Pola Makan dan Resiko Inflamasi pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang

Abstract

Diabetes Melitus tipe 2 berhubungan dengan pola makan yang kurang baik seperti mengkonsumsi zat gizi makro tertentu salah satunya karbohidrat sehingga dapat menyebabkan inflamasi dan mengurangi sensitivitas insulin dalam tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pola makan dan resiko inflamasi pada penderita Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang. Metode penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional study (potong lintang). Populasi dalam penelitian berjumlah 33 responden. Kriteria inklusi penelitian yaitu orang dewasa laki-laki atau perempuan berusia 40-65 tahun yang didiagnosa diabetes melitus, serta bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dan responden yang bisa membaca dan menulis. Kriteria eksklusi penelitian yaitu pasien yang tidak bersedia menjadi subyek penelitian, penderita DM Tipe 1, ibu hamil dan penderita DM dengan penyakit komplikasi kronisInstrument yang digunakan yaitu kuesioner data karakteristik responden, kuisioner resiko inflamasi, kuisioner SQ-FFQ (Semi-Quantitative Food Frequency Quistionnaire) dan food recall 3 x 24 jam. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa 36% responden memiliki pola makan yang baik dengan tingkat kecukupan normal (90-119%) dan 70% responden tidak mengalami gejala inflamasi dan 30% mengalami gejala inflamasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah responden dengan asupan energi dan zat gizi makro yang baik maupun kurang, lebih banyak memiliki kadar gula darah yang tidak terkontrol dengan 70% responden tidak mengalami gejala resiko inflamasi. Gejala inflamasi yang sering dialami responden yaitu seperti nyeri pada kaki, gatal pada kulit, kantuk yang berlebihan, pandangan kabur, dan sering merasa kelelahan. Kata Kunci : Pola makan, Inflamasi, Diabetes melitus

Type 2 diabetes mellitus is associated with poor diet, such as consuming certain macronutrients, one of which is carbohydrates, which can cause inflammation and reduce insulin sensitivity in the body. The objective of this study was to analyze diet and the risk of inflammation in patients with type 2 diabetes mellitus at the Jagoi Babang Health Center, Bengkayang Regency. This research method uses observational analytic research with cross sectional study design (cross-sectional). The population in the study amounted to 33 respondents. The research inclusion criteria were male or female adults aged 40-65 years who were diagnosed with diabetes mellitus, and were willing to be respondents in this study and respondents who could read and write. The study exclusion criteria were patients who were not willing to be research subjects, patients with Type 1 DM, pregnant women and DM patients with chronic complications. The instruments used were the respondent's characteristic data questionnaire, the inflammatory risk questionnaire, the SQ-FFQ (Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire) questionnaire. and food recall 3 x 24 hours. The results of this study indicate that 36% of respondents have a good diet with normal adequacy levels (90-119%) and 70% of respondents do not experience symptoms of inflammation and 30% have symptoms of inflammation. The conclusion of this study is that respondents with good or less intake of energy and macronutrients had more uncontrolled blood sugar levels with 70% of respondents not experiencing symptoms of inflammation risk. Symptoms of inflammation that are often experienced by respondents are pain in the legs, itching of the skin, excessive sleepiness, blurred vision, and often feeling tired.