Gambaran Resiliensi pada Wanita yang Mengalami Kematian Pasangan Pasca Bencana Gempa Bumi di Palu

Abstract

Peristiwa kematian pasangan hidup dapat terjadi pada siapa saja, dapat terjadi secara mendadak. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti gambaran dan faktor yang memengaruhi resiliensi pada wanita yang mengalami kematian pasangan pasca bencana gempa bumi di Palu. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan partisipan dua wanita dewasa muda berusia 30 tahun yang mengalami kematian pasangan pasca bencana gempa bumi di Palu. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa partisipan mengalami masa-masa sulit setelah mengalami kematian suami. Tidak hanya kehilangan pasangan, partisipan juga menjadi korban dari bencana alam. Peristiwa tersebut memberi dampak buruk sebagai faktor risiko, seperti munculnya trauma, emosi yang tidak terkontrol, kerugian fisik dan ekonomi serta ingatan yang memiliki kaitan dengan bencana. Oleh sebab itu, dibutuhkan resiliensi bagi partisipan agar mampu bangkit dari rasa tak berdaya, mengatasi permasalahan dan bertahan pada situasi sulit. Faktor protektif yang dimiliki partisipan dalam proses resiliensi adalah dengan melakukan koping, adanya dukungan sosial dan religiusitas sehingga partisipan mampu bangkit, memiliki optimisme, mampu percaya pada diri sendiri dan mampu memaknai peristiwa yang dialami.