Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.uksw.edu//handle/123456789/22639
Title: | Pengalaman Psikospiritual pada Pawang Kesenian Kuda Lumping |
Authors: | Ningtyas, Irene Ayu |
Keywords: | kuda lumping;pawang;spiritualitas |
Issue Date: | 2021 |
Abstract: | Abstrak Indonesia merupakan negara yang memiliki budaya dan kesenian yang beragam disetiap daerahnya. Salah satunya adalah kesenian kuda lumping. Kesenian kuda lumping atau jaran kepang merupakan sebuah tarian yang mengekspresikan gerakan-gerakan kuda atau jaran. Tarian ini menggunakan properti berupa kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Dalam kesenian kuda lumping selalu terdapat pawang yang membantu membuka pintu gaib dan meminta izin untuk keselamatan para penari jaranan melalui ritual. Penelitian ini membahas pengalaman psikospiritual kedua partisipan sebagai pawang kesenian kuda lumping. Melalui pendekatan fenomenologis, penelitian ini mencoba untuk mengeksplorasi latarbelakang masing-masing partisipan untuk menjadi pawang, bagaimana keyakinan spiritalitas mereka berpengaruh dan berperan dalam tugas mereka sebagai pawang, dan sebaliknya bagaimana ritual yang dilakukan dalam pepawangan berpengaruh atas keyakinan spiritualitas mereka. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kedua partisipan memiliki keinginan besar untuk melestarikan kesenian kuda lumping yang sehingga menjadi salah satu alasan mereka bersedia menjadi pawang. Menjadi seorang pawang yang erat kaitannya dengan dunia roh tidak membuat kedua partisipan menjauh dan melupakan Tuhan. Kata Kunci : kuda lumping, pawang, spiritualitas. Indonesia is a country that has diverse culture and arts in each region. One of them is the art of Kuda Lumping. The art of Kuda Lumping or Jaran Kepang is a dance that expresses the movements of a horse or Jaran. This dance uses the property of an artificial horse made of woven bamboo or braids. In the art of Kuda Lumping there is always a handler who helps open the magical door and asks permission for the safety of the jaranan dancers through rituals. This study discusses the psychospiritual experiences of the two participants as the art handlers of Kuda Lumping. Through a phenomenological approach, this study tries to explore the background of each participant to become a handler, how their spiritual beliefs influence and play a role in their duties as a handler, and vice versa how the rituals performed in the handler affect their spiritual beliefs. The results of this study found that both participants had a great desire to preserve the art of Kuda Lumping which became one of the reasons they were willing to become handlers. Being a handler who is closely related to the spirit world does not make the two participants stay away and forget God. |
URI: | https://repository.uksw.edu/handle/123456789/22639 |
Appears in Collections: | T1 - Psychology |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
T1_802016129_Judul.pdf | 154.22 kB | Adobe PDF | View/Open | |
T1_802016129_Isi.pdf Until 2999-01-01 | 227.18 kB | Adobe PDF | View/Open | |
T1_802016129_Daftar Pustaka.pdf | 103.54 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.