Hubungan Regulasi Emosi dengan Resiliensi pada Anak Didik Pemasyarakatan (Andikpas) di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1 Kutoarjo

Abstract

Remaja yang terbukti melakukan tindak kriminal akan diberi sanksi pidana dan seringkali diberi hukuman yang berat, serta tidak memperhatikan kondisi psikologisnya sehingga remaja tersebut bukan menjadi lebih baik. Remaja yang menjalani masa hukuman tidak memiliki kebebasan untuk bersikap dan aktivitas remaja untuk berinteraksi dengan keluarga, saudara, atau teman juga menjadi terbatas. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya kesulitan dalam menjalani masa pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan resiliensi pada anak didik pemasyarakatan (Andikpas). Subjek dalam penelitian ini yaitu Andikpas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1 Kutoarjo yang berjumlah 51 orang. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif. Setelah itu peneliti melakukan uji asumsi dan uji hipotesis menggunakan SPSS.21. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara regulasi emosi dengan resiliensi. Koefisien korelasi antara variabel resiliensi dengan regulasi emosi adalah sebesar r = 0,477 dengan nilai Sig. = 0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti, semakin tinggi regulasi emosi maka semakin tinggi pula resiliensi pada andikpas LPKA Kelas 1 Kutoarjo. Begitupun sebaliknya, semakin rendah regulasi emosi maka semakin rendah pula resiliensi andikpas LPKA Kelas 1 Kutoarjo. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat mengembangkan faktor lain yang mempengaruhi variabel resiliensi dan regulasi emosi seperti lamanya hukuman yang telah dijalani.