Studi Sosiologis terhadap Konsep Diri dan Kedudukan Perempuan Batak Toba dalam Budaya Sinamot di Tapanuli Utara

Abstract

Dalam konteks Budaya Batak Toba di Tapanuli Utara, ada berbagai nilai yang mengatur status dan kedudukan perempuan, yang berpotensi sebagai konsep diri. Dalam penelitian ini, penulis memakai metode pendekatan kualitatif dengan teknik Fenomenologi untuk mendapatkan deskripsi yang utuh, sistematis serta akurat dan faktual. Penulis memakai kajian sosiologi agama dengan pendekatan teori interaksionisme simbolik. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis menemukan bahwa konsep diri perempuan dalam budaya sinamot (berupa harta benda yang disediakan oleh suatu keluarga untuk memenuhi adat pernikahan putranya) diposisikan sebagai yang sudah dibeli, yang berdampak pada status dan kedudukan yang tidak diperhitungkan dalam struktur masyarakat. Hal tersebut, mendorong perempuan untuk menyesuaikan diri dengan moto hidup orang Batak yaitu parbahul-bahul na bolon (orang yang sabar), ina soripada (penuh cinta kasih dan memberikan keturunan) dan sitiop puro (memiliki kebijaksanaan dalam mengatur perekonomian keluarga). Perempuan yang memaknai diri sebagai bagian dari diri Me (Sosial) dianggap lebih bermartabat dan dapat diterima oleh masyarakat. Pemaknaan tersebut mampu mensubordinasi diri sendiri bahkan menerima ketidakadilan sebagai suatu kebiasaan. Konsep diri merupakan hasil pemaknaan yang didapat dari interaksi dan pengetahuan, yang mengubah pola pikir diri sendiri dalam mengembangkan kreativitas secara positif dalam masyarakat. Sikap kolaborasi antara diri sosial dan diri pribadi terhadap berbagai realita kehidupan serta sikap dialektis sangat dibutuhkan perempuan untuk mengembangkan identitasnya, tanpa menghilangkan nilai kebudayaan Batak Toba.