Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.uksw.edu//handle/123456789/23201
Title: Formulasi Food Bar dari Kacang Lokal Pulau Timor sebagai Pangan Darurat
Authors: Kirana, Stella Firsta
Keywords: kacang lokal;Pulau Timor;food bar
Issue Date: 2022
Abstract: Berada pada kondisi wilayah pertemuan lempengan, membuat Pulau Timor memiliki potensi mengalami bencana alam yang dapat berdampak pada kehidupan masyarakat di sana, salah satunya mengenai kebutuhan makanan. Tetapi dengan adanya potensi bahan lokal di Pulau Timor dari hasil pertanian lahan kering (salah satunya yaitu kacang-kacangan) dapat dijadikan sebagai produk pangan darurat. Dari kacang lokal dapat dibuat menjadi produk food bar yaitu makanan ready to eat yang praktis dan pembuatannya yang mudah. Produk food bar dari kacang lokal Pulau Timor dibuat menjadi tiga formulasi yang mana menghasilkan kalori sebanyak 106,27 kilo kalori (kkal) pada formulasi 1, 106,29 kkal (formulasi 2), dan 106,68 kkal (formulasi 3) per 30 gram produk. Kemudian produk dilakukan analisis pemetaan kesukaan dengan uji statistik metode uji Kruskall-Wallis dan uji Mann Whitney U. Secara keseluruhan, nilai rerata formulasi 3 lebih tinggi (3,71 ± 0,750) dibanding formulasi 1 (3,37 ± 0,690) dan formulasi 2 (3,29 ± 0,893) sehingga dapat dikatakan food bar formulasi 3 lebih disukai oleh panelis.
Located in the plate confluence area, Timor Island has the potential to experience natural disasters that can have an impact on people's lives there, one of which is regarding food needs. However, with the potential of local ingredients on the island of Timor from dry land agricultural products (one of which is legumes) it can be used as an emergency food product. From local legumes it can be made xiv into food bar food product, namely ready-to-eat foods that are practical and easy to make. The food product from Timor Island legumes are made in three formulations which produce 106,27 kilo calories (kcal) in formulation 1, 106,29 kcal (formulation 2), and 106,68 kcal (formulation 3) per 30 grams of product. Then the product will be analyzed for preference mapping with statistical tests of the Kruskall-Wallis test method and the Mann Whitney U test. Overall, the average value of formulation 3 is higher (3,71 ± 0,750) than formulation 1 (3,37 ± 0,690) and formulation 2 (3,29 ± 0,893) so that it can be said that the food bar from formulation 3 was preferred by the panelists.
URI: https://repository.uksw.edu/handle/123456789/23201
Appears in Collections:T1 - Food Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
T1_492017003_Daftar Pustaka.pdf452.77 kBAdobe PDFView/Open
T1_492017003_Pernyataan Embargo.pdf1.42 MBAdobe PDFView/Open
T1_492017003_Isi.pdf1.05 MBAdobe PDFView/Open
T1_492017003_Judul.pdf1.23 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.