Implementasi Strategi dan Program Sa Ada Disini: Suara Perempuan Papua Menghadapi Kekerasan yang Tak Kunjung Usai dalam Kerjasama Asia Justice & Rights dengan Papuan Women’s Working Group Tahun 2015-2017

Abstract

Indonesia adalah salah satu negara yang menghadapi permasalahan ketidakadilan gender terhadap kaum perempuan. Setiap provinsi di Indonesia rawan akan permasalahan ketidakadilan gender tersebut berbagai masalah pun berdampak pada perempuan bahkan perempuan sering menjadi korban. Asia Justice and Rights (AJAR) kemudian hadir menjadi NGO yang kemudian berfokus pada permasalahan hak asasi manusia terutama keadilan gender, Papua menjadi salah satu wilayah yang menjadi lokasi penelitian dikarenakan Papua memiliki sejarah pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Pengalaman kekerasan perempuan Papua tidak terlepas dari sejarah konflik penguasaan yang begitu lama terjadi melanda Tanah Papua. Pasang surutnya konflik di Tanah Papua berdampak langsung pada semua anggota masyarakat Papua, terutama kaum perempuan yang menjadi korban. Korban perempuan sulit untuk meraih keadilan saat impunitas menjadi norma yang dialami semua korban perempuan. Korban perempuan merasa bahwa upaya mencari keadilan atau penyelesaian hanya akan mendatangkan masalah baru dan penderitaan baru. Ketakutan ini diperkuat oleh kegagalan penegak hukum dan peradilan untuk menyelidiki atau menuntut pelaku. Prinsip-prinsip yang digunakan untuk menggali permasalahan pihak Asia Justice and Rights dengan Papuan Womens Working Group menggunakan prinsip berdasar pada metode dari World Health Organization, hal ini kemudian membuat kerjasama tersebut membentuk berbagai strategi dan program yang berdasar pada Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia untuk memperjuangkan keadilan bagi perempuan Papua.

Indonesia is one of the countries facing the problem of gender inequality against women. Every province in Indonesia is prone to problems of gender inequality, various problems have an impact on women and even women are often victims. Asia Justice and Rights (AJAR) later became an NGO which then focused on human rights issues, especially gender justice. Papua became one of the areas where the research was conducted because Papua has a history of serious human rights violations. The experience of violence against Papuan women cannot be separated from the history of the long-standing control over the land of Papua. The ebb and flow of conflict in Papua has a direct impact on all members of the Papuan community, especially the women who are victims. It is difficult for female victims to achieve justice when impunity becomes the norm experienced by all female victims. Female victims feel that seeking justice or a solution will only bring new problems and new suffering. This fear is reinforced by the failure of law enforcement and the judiciary to investigate or prosecute perpetrators. The principles used to explore the problems of the Asian Justice and Rights parties with the Papuan Womens Working Group use principles based on methods from the World Health Organization, this then makes the collaboration form various strategies and programs based on the Universal Declaration of Human Rights to fight for justice. for Papuan women.