Perkembangan Psikososial Anak dari Ibu yang Berkerja sebagai Pemandu Karaoke di Desa Sarirejo, Salatiga

Abstract

Pada umumnya, masyarakat masih menilai pemandu karaoke (PK) merupakan pekerjaan yang negatif dilihat dari jam kerja dan kriteria pekerjaannya yang harus menemani pelanggan (kebanyakan) lawan jenis. Durasi bekerja pemandu karaoke dari siang, sore hingga dini hari membuat mereka memiliki sedikit waktu untuk berinteraksi dengan keluarga, khususnya anak. Situasi ini tentu dapat mempengaruhi perkembangan psikososial anak. Tujuan: Penelitian ini mengkaji dan menganalisis tahap perkembangan psikososial anak dari pemandu karaoke usia 6-12 tahun di desa Sarirejo, Salatiga. Metode: Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi dengan jumlah partisipan sebanyak 5 orang pemandu karaoke, dengan waktu pengambilan data pada bulan April-November 2021. Hasil : Pola asuh yang diterapkan pemandu karaoke kepada anak yaitu demokratis dan permisif namun cenderung ke pola permisif. Pekerjaan orang tua sebagai pemandu karaoke yang dinilai negatif dan durasi waktu yang panjang tidak membuat perkembangan psikososial anak terganggu. Anak pemandu karaoke tetap dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Selain itu, anak pemandu karaoke dapat menunjukkan keberhasilan dan prestasinya seperti nilai yang bagus dan karya yang mereka buat. Kesimpulan: Pekerjaan sebagai pemandu karaoke tidak berdampak pada perkembangan psikososial anak di tahap sekolah. Perkembangan psikososial anak dari pemandu karaoke yang berusia 6-12 menunjukkan pada tahap industry. Hal tersebut dibuktikan saat anak menunjukkan atau menceritakan keberhasilanya serta dapat bersosialisasi dengan lingkungan bermainnya.

In general, people still think that ladies companion (LC) is a negative job in terms of working hours and job criteria, which must accompany customers (mostly) of the opposite sex. The duration of working for ladies companions from noon, afternoon to early morning makes them have little time to interact with their families, especially children. This situation can certainly affect the psychosocial development of children. Objective: This study aims to examine and analyze the psychosocial developmental stages of children from ladies companions aged 6-12 years in Sarirejo village, Salatiga. Methods: This study used a qualitative phenomenological method with the number of participants as many as 5 ladies companions, with data collection time in April-November 2021. Result: The parenting style applied by ladies companions to children is democratic and permissive, but tends to be permissive. The work of parents as ladies companions is considered negative and the long duration of time does not interfere with the child's psychosocial development. Ladies companions children can still interact and socialize with their peers. In addition, ladies companions children can show their success and achievements such as good grades and the work they do. Conclusion: Work as a ladies companion has no impact on children's psychosocial development at the school stage. The psychosocial development of children from ladies companion aged 6-12 shows at the industrial stage. This is evidenced when children show or tell their successes and can socialize with their playing environment.