Produksi Film Dokumenter "Penggali Asa"

Abstract

Sudah hampir dua tahun dunia dilanda pandemi COVID-19 atau wabah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-Cov-2, menyebar ke seluruh dunia. Menurut portal resmi WHO, penyakit ini dapat menular melalui kontak erat dengan orang yang terinfeksi melalui sekresi mulut dan hidung. Selain itu virus ini dapat menyebar secara tidak langsung melalui permukaan benda atau permukaan yang terkontaminasi virus ini. Orang yang terkena penyakit ini mengalami demam, batuk kering, hilangnya fungsi indra penciuman, hingga sesak nafas. Tingginya kasus positif tidak berbanding lurus dengan kebutuhan alat medis yang ada, sehingga banyak nyawa yang menjadi korban keganasan virus ini. Banyak rumah sakit yang kewalahan untuk merawat pasien yang terjangkit COVID -19 karena banyaknya kasus positif yang terjadi di wilayah tersebut. Kasus meninggal yang terkonfirmasi COVID-19 secara nasional sebanyak 126.372 orang. Dari sekian banyak para profesi yang berhubungan langsung dengan pandemi COVID-19 ini, tenaga kesehatan masih menjadi sorotan atau berperan utama dalam pemberitaan media dan masyarakat. Namun masih sedikit media yang mengangkat dan memberitakan petugas pemakaman COVID, bahkan masih banyak yang beranggapan tugas ini sebagai hal yang sepele dan dilupakan. Dalam menjalankan tugasnya Para petugas pemakan jenazah COVID harus bersedia setiap saat untuk menggali kubur para korban yang meninggal. Selain para petugas khawatir jika terpapar virus ini, masih adanya omongan – omongan bernada negatif yang mereka terima. Tak ayal ada saja stigma – stigma negatif yang timbul di tengah masyarakat. Tentunya hal ini menjadi resiko dari pekerjaan ini, terutama tetangga sekitar rumah para petugas juga merasa takut dan khawatir terpapar virus jika harus beinteraksi dengan petugas dan keluarga petugas. Stigma negatif dan ketakutan dari masyarakat tentunya tidak diharapkan oleh para petugas.