Hubungan antara Kesepian dengan Kecenderungan Nomophobia pada Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan beriringan dan memunculkan berbagai perilaku serta kebiasaan baru. Cara berkomunikasipun mengalami banyak perubahan dengan hadirnya smartphone dengan beragam fasilitas yang mempermudah kehidupan manusia. Namun penggunaan yang berlebihan dapat membawa individu pada kecenderungan nomophobia oleh karena rasa kesepian yang mereka alami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan yang positif signifikan antara kesepian dengan kecenderungan nomophobia pada mahasiswa. Partisipan yang digunakan adalah mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana sebanyak 133 orang yang berusia 18-22 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian kuntitatif korelasional dan menggunakan skala University of California Los Angeles (UCLA) Loneliness Scale Version 3 oleh Russell (1996) dan skala Nomophobia Questionnaire (NMP-Q) oleh Yildirim dan Correia (2015) dengan teknik sampling berupa snowball sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara kesepian dengan kecenderungan nomophobia pada mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana dengan taraf signifikasi p = 0,026 <0,05. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kesepian yang dirasakan seseorang maka semakin tinggi pula kecenderungan nomophobia yang dialami. Sebaliknya, semakin rendah kesepian yang dirasakan maka semakin rendah pula nomophobia yang dirasakan mahasiswa. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih dalam mengenai variabel nomophobia, terutama kaitannya dengan usia dan jenis kelamin serta membahas lebih dalam mengenai nomophobia pada perempuan dan laki-laki.