Optimasi Ekstraksi Minyak Biji Timun Suri (Cucumis melo L. var. reticulatus Naudin) Ditinjau dari Pelarut dan Metode Ekstraksi

Abstract

Biji timun suri berpotensi sebagai sumber minyak nabati namun, umumnya biji hanya dibuang atau dijadikan benih tanam. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh rendemen optimal minyak biji timun suri ditinjau dari metode ekstraksi dan jenis pelarut, dan menentukan sifat fisikokimia minyak biji timun suri. Metode yang digunakan adalah ekstraksi berkelanjutan dan maserasi, sedangkan pelarut yang digunakan adalah heksan dan petroleum eter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen optimal minyak biji timun suri diperoleh dari metode ekstraksi berkelanjutan menggunakan pelarut heksan yaitu sebesar 24,256 ± 0,17%. Minyak yang diperoleh berwarna kuning berbau khas biji timun suri dengan kadar air minyak 0,12%; massa jenis minyak 0,82 g/mL; bilangan asam 5,547 mg NaOH/g minyak; bilangan penyabunan 224,063 mg KOH/g minyak; dan bilangan peroksida 0,5077 meq O2/g minyak.

Suri cucumber seeds have the potential as a source ofvegetable oil, however, seeds are generally only discarded or used as planting seeds. This study aims to obtain the optimal yield of cucumber seed oil in terms of the extraction method and type of solvent, and determine the physicochemical properties of cucumber seed oil. The method used is continuous extraction and maceration, while the solvents used are hexane and petroleum ether. The results showed that the optimum yield of cucumber seed oil was obtained from a continuous extraction method using hexane solvent, which was 24,256 ± 0.17%. The oil obtained has a yellow odor that is typical of cucumber seeds, with an oil content of 0.12%; oil density 0.82 g / mL; acid number 5.547 mg NaOH / g oil; saponification 224,063 mg KOH / g of oil; and peroxide number 0.5077 meq O2 / g oil.