Penggunaan Ganja Berdasarkan Alasan Medis Menurut Hukum

Abstract

Skripsi ini membahas tentang peran Pemerintah Indonesia dalam melakukan kewajiban untuk memenuhi hak atas kesehatan masyarakatnya. Tanaman Ganja secara medis memiliki komposisi kimia cannabidiol (CBD) dan tetrahydrocannabinol (THC), dosis kecil dari THC sendiri dapat memperpendek pembentukan plak amyloid yang membunuh sel otak dan menyebabkan penyakit Alzheimer. Dengan berbagai alasan medis dan riset yang sudah terbukti diberbagai negara yang sudah menerapkan penggunaan ganja sebagai alternatif pengobatan sudah sepantasnya bahwa di Indonesia ganja dapat dimanfaatkan untuk kepentingan medis. Larangan penggunaan ganja di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, ganja merupakan narkotika golongan I yang tidak bisa digunakan untuk keperluan medis menurut undang-undang tersebut. Pemerintah Negara Republik Indonesia memberikan jaminan kesehatan yang telah diatur dalam UUD Tahun 1945. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan ganja berdasarkan alasan medis dapat dibenarkan menurut hukum. Penelitian ini menggunakan metode penelitian normative yang mana meletakkan hukum sebagai sebuah bangunan system norma mengenai asas-asas, norma, kaidah dari peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, perjanjian serta doktrin. Berdasarkan analisa data yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika menghambat negara untuk melakukan kewajibannya dalam pemenuhan hak atas kesehatan.