Analisis Kesejahteraan Petani dengan Pendekatan Rantai Nilai Beras di Desa Sidomulyo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak

Abstract

Kesejahteraan petani merupakan salah satu hal yang wajib dilihat sebagai persoalan penting, mengingat sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peran cukup besar bagi pendapatan Kabupaten Demak. Sebagai salah satu daerah lumbung padi, Kabupaten Demak memiliki beberapa wilayah penghasil beras dengan jumlah petani yang cukup banyak seperti pada Desa Sidomulyo. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi macam pola rantai nilai beras di Desa Sidomulyo, Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak, untuk mengetahui nilai tambah yang diperoleh oleh setiap pelaku dalam rantai nilai tersebut, dan juga untuk mengetahui kekuatan, kelemahan dan peluang petani serta ancaman yang dihadapi petani di dalam rantai distribusi beras. Studi ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara terhadap pelaku usaha pada rantai nilai beras, dan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Dari data primer tersebut dapat dihitung nilai tambah yang diperoleh masing-masing pelaku rantai nilai serta digunakan pula untuk melakukan analisis SWOT bagi petani. Hasil studi menunjukkan bahwa di Desa Sidomulyo terdapat tiga rantai nilai beras, dengan hasil perhitungan menggunakan biaya eksplisit maupun implisit menunjukkan bahwa nilai terbesar terbesar dimiliki oleh petani. Hasil analisis SWOT diperoleh koordinat yang terletak pada kuadran 1 yaitu strategi agresif yang mana berarti petani memiliki kekuatan dan peluang yang saling terikat satu sama lain, di mana kekuatan yang ada didukung dengan sejumlah peluang yang sangat besar. Kekuatan terbesar yang dimiliki petani adalah kepemilikan lahan (lahan milik pribadi dan bukan sewa) dan peluang terbesarnya adalah kepastian jangka panjang bagi usaha pertanian karena Kabupaten Demak merupakan daerah lumbung padi.

Farmer welfare is one of the things that must be seen as an important issue, considering that the agricultural sector is a sector that has a significant role in the revenue of Demak Regency. As one of the rice granary areas, Demak Regency has several rice-producing areas with quite a number of farmers, such as in Sidomulyo Village. Therefore this study aims to identify the types of rice value chain patterns in Sidomulyo Village, Wonosalam District, Demak Regency, to find out the added value obtained by each actor in the value chain, and also to determine the strengths, weaknesses and opportunities of farmers as well as the threats faced farmers in the rice distribution chain. This study uses primary data obtained through interviews with business actors in the rice value chain, and secondary data obtained from the Central Statistics Agency. From the primary data, the added value obtained by each value chain actor can be calculated and also used to conduct a SWOT analysis for farmers. The study results show that in Sidomulyo Village there are three rice value chains, with the results of calculations using explicit or implicit costs indicating that the largest largest value is owned by farmers. The results of the SWOT analysis obtained coordinates located in quadrant 1, which is an aggressive strategy which means farmers have strengths and opportunities that are intertwined with one another, where the power is supported by a number of very large opportunities. The greatest strength possessed by farmers is land ownership (privately owned land) and the biggest opportunity is long-term certainty for agriculture because Demak Regency is a rice granary area.