Tata Kelola Perusahaan dan Kebijakan Dividen Sebelum dan Sesudah Reformasi Kebijakan Tata Kelola di Indonesia

Abstract

Dalam penelitian ini terutama difokuskan pada pegaruh tata kelola perusahaan yang disebut – sebut memfasilitasi pemegang saham mayoritas dalam mengambil kebijakan dividen untuk kepetingan pribadi atas biaya yang ditanggungkan kepada pemegang saham minoritas. Beberapa variabel kunci (business group, family control, political connection, divergence between cash flow and control rights ) yang disebut – sebut sebagai fasilitator bagi pemegang saham mayoritas dalam melakukan kecurangan. Data penelitian ini meliputi periode pra-reformasi tata kelola (1995-1999) dan pascareformasi tata kelola (2001-2009) yang diperoleh dari Jakarta Stock Exchange (JSX) serta Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa setelah dilakukannya reformasi tata kelola perusahaan tidak terdapat perubahan pada beberapa variabel terutama terkait dengan kebijakan yang disebabkan oleh perbedaan budaya antara Indonesia dengan negara asing serta alasan khusus yang dibuat oleh pemegang saham mayoritas. Perubahan hanya terlihat pada divergence between cash flow and control right. Sehingga dalam penelitian kali ini belum dapat disimpulkan secara keseluruhan apakah reformasi tata kelola perusahaan berhasil diterapkan atau tidak terkait dengan kebijakan dividen maka diperlukan penelitian lebih lanjut.

In this study primarily focused on the influence of corporate governance that called facilitates in taking major shareholder dividend policy for personal gain at the expense of minority shareholders were passed. Some of the key variables (business group, family control, political connection, divergence between cash flow and control right) is called a facilitator for holders of a majority stake in fraud. The data of this study include the pre-reform governance (1995-1999) and post-reform governance (2001- 2009) obtained from the Jakarta Stock Exchange (JSX) and Indonesian Capital Market Directory (ICMD). These results prove that after the reforms of corporate governance there is no change in several variables primarily related to the policies that caused by cultural differences between Indonesia and foreign countries as well as the specific reasons that are made by majority shareholders. Change is only seen in the divergence between cash flow and control rights. So in the present study can not conclude whether the overall corporate governance reforms successfully implemented or not related to dividend policy will require further research.