Perempuan dalam Kelindan Rumah Pengasingan: Kajian Psikologi Analitis Berbasis Kearifan Lokal Pada Perempuan Buru (Kabupaten Buru dan Buru Selatan) Saat Melahirkan dan Pasca Melahirkan

Abstract

Tujuan penelitian adalah mendiskripsikan fenomena yang dialami oleh perempuan di Pulau Buru, dalam rumah pengasingan, berdasarkan perspektif psikologi teori psikoanalitis. Metode kualitatif dengan jenis penelitian Fenomenologis Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang dilakukan di Pulau Buru. Unit amatan adalah 8 perempuan yang sedang dan pernah dimasukkan dalam rumah koit. Masing-masing 4 perempuan multigravida dan 4 perempuan primigravida. Unit analisis mencakup pengalaman psikologis, reaksi emosional, interaksi sistem psikologi, spiritual, budaya dan biologis. Hasilnya tradisi yang telah di ikuti turun-temurun telah membentuk sistem kepribadian ke-8 subjek melalui ketidak sadaran kolektif. Meskipun tradisi ini awalnya dilakukan melalui paksaan, akan tetapi arketipe dianggap mampu menjadi pedoman, yang akhirnya membuat subjek menemukan makna budaya dan realisasi diri. Hal ini tercipta oleh karena adanya stabilitas antara ketidaksadaran dan kesadaran (individuasi).

The purpose of this study is to describe the phenomena experienced by women on Buru Island, in a seclusion house, based on the psychological perspective of psychoanalytic theory. Qualitative methods with the type of Phenomonological Interpretative Phenomonological Analysis (IPA) are used to answer the research on Buru island. The observation unit was 8 women who have been intered in the house of koit. Each of 4 multigravida women and 4 primigravida women. The unit of analysis includes psychological experiences, emotional reactions, interactions of psychological, spiritual, cultural, and biological systems. As a result, traditions that have been passed down through generations have shaped the subject’s 8 personality system through unconsciousness collective. Although this tradition was originally carried out through coercion, but archetypes are considered capable of being a guideline, which ultimately makes the subject find cultural significance and self-realization. This is created by the stability between the unconscious and the awareness (individuation).