Legalitas Telemedicine di Indonesia

Abstract

Era disrupsi dalam dunia medis, mencakup telemedicine yaitu penggunaan teknologi dalam rangka upaya penyembuhan pasien yang dilakukan oleh dokter. Telemedicine memungkinkan dokter agar dapat melakukan upaya medis kepada pasiennya, sekalipun tidak berada di lokasi yang sama dengan pasiennya. Hal berbeda dengan upaya medis konvensional dimana dokter dan pasien saling berhadapan langsung. Sebagai tenaga medis dokter memiliki tanggung jawab yang melekat atas segala upaya medis yang dilakukannya, namun dengan telemedicine kehadiran platform membuat konstruksi hubungan dokter dan pasien dalam perjanjian terapeutik tidak seperti pada hubungan dokter dan pasien dalam upaya medis yang konvensional yang sudah jelas, dan upaya medis pun terlihat secara langsung. Tulisan ini menggunakan metode penelitian normatif dan menerapkan pendekatan perundanga-undangan (statute approach) dan konseptual (conceptual approach). Penulis menyimpulkan dari hasil kajian dan analisa yang dilakukan bahwa perjanjian terapeutik tetaplah menjadi dasar utama dari hubungan hukum yang terjadi di antara dokter dan pasien sekalipun hanya dihubungkan melalui platform dan dokter tetap memiliki tanggung jawab hukum atas pasiennya walaupun tidak bertemu secara langsung dengan pasiennya.