Eksplorasi Kompetensi Auditor Forensik dalam Upaya Mengungkap Kasus Fraud di Indonesia

Abstract

Fraud is a threat to an organization, both public and private sector organizations. Based on the results of a survey in 2019 according to ACFE Indonesia, indicated that corruption cases dominated the percentage of fraud incidents that occurred in Indonesia. One effective method for detecting and uncovering fraud is a forensic audit conducted by a competent forensic auditor. This study aims to explore the competence of forensic auditors in discovering fraud cases in Indonesia with 4 competency indicators according to KEP-46/MEN/II/2009, namely competence in preventing and detecting fraud; competence to carry out forensic audits; competence to provide a statement of expertise; and competence in carrying out financial loss calculations and asset tracking. This research is qualitative research by conducting interviews. The results of this study indicate that the 4 competency indicators based on KEP-46/MEN/II/2009 are still relevant and can be implemented with skills and expertise such as collecting, analyzing, and reviewing information, knowledge, and expertise related to auditing, accounting, law, and process understanding. business, as well as the ability in the interview process to find the perpetrators and their motives. Forensic auditor competency development can also be carried out through training, certification, and activities that support these competencies.

Fraud merupakan ancaman bagi suatu organisasi baik organisasi sektor publik maupun sektor swasta. Berdasarkan hasil survei pada tahun 2019 menurut ACFE Indonesia mengindikasikan bahwa persentase kejadian fraud yang terjadi di Indonesia didominasi dengan adanya kasus korupsi. Salah satu metode yang efektif untuk mendeteksi dan mengungkap terjadinya fraud yaitu dengan melakukan audit forensik yang dilakukan oleh auditor forensik yang berkompeten. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kompetensi auditor forensik dalam mengungkap kasus fraud yang ada di Indonesia dengan 4 indikator kompetensi menurut KEP 46/MEN/II/2009 yaitu kompetensi dalam mencegah dan mendeteksi fraud; kompetensi melaksanakan audit forensik; kompetensi memberikan pernyataan secara keahlian; dan kompetensi melaksanakan penghitungan kerugian keuangan serta penelusuran aset. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 4 indikator kompetensi berdasarkan KEP-46/MEN/II/2009 masih relevan dan dapat diimplementasikan dengan keterampilan dan keahlian seperti mengumpulkan, menganalisis dan menelaah informasi, pengetahuan dan keahlian yang berkaitan dengan audit, akuntansi, hukum, dan pemahaman proses bisnis, serta kemampuan dalam proses wawancara untuk menemukan pelaku dan motifnya. Pengembangan kompetensi auditor forensik juga dapat dilakukan dengan adanya pelatihan, sertifikasi dan kegiatan yang menunjang kompetensi tersebut