Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.uksw.edu//handle/123456789/27144
Title: Struktur dan Esensi Pengalaman Perempuan dalam Memaknai Lakhőmi di Nias Barat suatu Tinjauan Fenomenologi.
Authors: Gulo, Yurulina
Keywords: budaya lakhõmi;perempuan transformatif;perempuan dialetis
Issue Date: 17-Oct-2022
Abstract: Lakhõmi adalah harga diri, kemuliaan dan identitas. Lakhõmi dapat di direpresentasi melalui: status sosial, jabatan, kekayaan, banyak anak, kepemimpinan. Perempuan sebagai bagian dari lakhõmi membentuk dan mengonsepkan struktur dan esensi pengalamannya untuk memaknai dirinya sebagai individu, keluarga dan masyarakat. Tulisan ini menggunakan penelitian kualitatif dengan tinjauan fenomenologis, bertujuan untuk melakukan rekayasa transformasi sosio-kultural terhadap truktur dan esensi pengalaman perempuan dalam memaknai budaya lakhõmi di Nias Barat. Melalui tinjauan fenomenologi terhadap pengalaman perempuan memaknai lakhõmi di Nias Barat sebagai objek penelitian yang dipandang cukup dalam merepresentasikan untuk mengungkapkan realita fenomena struktur dan esensi pengalaman perempuan dalam memaknai lakhõmi. Melalui penelusuran struktur dan esensi pengalaman perempuan dalam memaknai budaya lakhõmi, penulis tiba pada satu kesimpulan bahwa perempuan tidak hanya menjadi berpengalaman yang adaptif tetapi perempuan yang merdeka dalam memaknai budaya lakhõmi adalah perempuan yang berpengalaman transformatif. Perempuan yang berpengalaman sebatas adaptif ia menjebak dirinya sendiri dan perempuan generasi selanjutnya menjadi perempuan dalam kesadarannya dipaksa pasrah untuk berdamai dengan ketidakadilan. Sebaliknya perempuan yang berpengalaman transformatif dalam memaknai budaya ia memerdekakan dirinya sebagai perempuan yang dalam keberadaannya bukan untuk meniadakan atau menghakimi laki-laki, melainkan ia mengeluarkan dirinya dari kesadaran tindakan dan perilaku yang salah dalam mengonsepkan pengalamannya memaknai budaya lakhõmi. Melalui struktur dan esensi pengalamannya, perempuan mengedukasi dirinya bahwa ia bukan alat dari komoditi politiasi budaya melainkan ia membangkitkan dirinya menjadi perempuan yang memiliki daya juang dalam kemandiriannya menentukan nasibnya setara dengan laki-laki. Perempuan yang memiliki daya juang setara dengan laki-laki, ia tidak memanipulasi diri dalam ketidakadilan baik sebagai individu, keluarga dan masyarakat. Melalui perubahan sosial, perempuan mengedukasi diri bahwa ia layak sama setara dengan laki-laki. Dengan demikian tidak ada superior dan inferior, tetapi melalui spirit baru untuk mengubah konsep diri yang adaptif terhadap budaya menjadi konsep diri yang transformatif dalam memaknai budaya.
URI: https://repository.uksw.edu//handle/123456789/27144
Appears in Collections:D - Doctor of Religion Sociology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
D_762019003_Judul.pdf657.75 kBAdobe PDFView/Open
D_762019003_BAB I.pdf551.7 kBAdobe PDFView/Open
D_762019003_BAB II.pdf492.74 kBAdobe PDFView/Open
D_762019003_BAB III.pdf410.82 kBAdobe PDFView/Open
D_762019003_BAB IV.pdf404.36 kBAdobe PDFView/Open
D_762019003_BAB V.pdf459.17 kBAdobe PDFView/Open
D_762019003_BAB VI.pdf247.78 kBAdobe PDFView/Open
D_762019003_Daftar Pustaka.pdf288.3 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.