Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.uksw.edu//handle/123456789/27602
Title: | Budaya Sirih Pinang di Sumba dan Kejadian Anemia Pada Wanita Usia Subur |
Other Titles: | Betel Nut Culture and Anemia Incidence Among Reproductive Sumba Women |
Authors: | Rima Rambu, Irene |
Keywords: | Sirih pinang,Hemoglobin,Wanita usia subur;Areca nut, Hemoglobin, reproductive woman |
Issue Date: | 1-Dec-2022 |
Abstract: | Pendahuluan : Salah satu daerah di Indonesia yaitu di Nusa Tenggara
Timur tepatnya di pulau Sumba masih mengenal dengan adanya tradisi
mengunyah sirih pinang. Dari pandangan dunia kesehatan, penggunaan
sirih pinang bagi Wanita Usia Subur masih menjadi perdebatan. Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemaknaan sosiokultural
Wanita Usia Subur dalam mengkonsumsi sirih pinang dan
mengidentifikasi kadar Hemoglobin dan frekuensi makan Wanita Usia
Subur sebagai salah satu indicator ketercukupan Hemoglobin. Metode :
penelitian menggunakan single case study with two embedded unit. Hasil
: Sirih pinang memiliki nilai yang penting dalam budaya orang sumba,
selain itu sirih pinang yang dikonsumsi dipercaya dapat bermanfaat bagi
tubuh setiap pengunyah. Adanya kemungkinan dari kebiasaan
mengkonsumsi sirih pinang yang dilakukan oleh Wanita Usia Subur di
Sumba dan kurangnya konsumsi makanan yang bisa meningkatkan
Hemoglobin bisa berkontribusi terhadap terjadinya anemia atau
penurunan kadar Hemoglobin dan penyerapan zat besi serta protein. Hasil
penelitian menunjukan bahwa wanita usia subur memiliki kadar
Hemoglobin kurang dari batas normal <12 g/dL sebanyak 24 orang
(48%) serta kecukupan pola makan protein sebanyak 49 orang (98%)
dan zat besi sebanyak 50 orang (100%) mengalami defisit atau beresiko
anemia. Kesimpulan : Budaya makan sirih pinang hingga saat ini masih
dipertahankan oleh masyarakat Sumba karena memiliki peranan penting
bagi pelestarian budaya dan masih menjadi gaya hidup sehari-hari masyarakat Sumba. Wanita usia subur yang memiliki kebiasaan
mengkonsumsi sirih pinang ini sebagian besar mengalami anemia dengan
kadar hemoglobin kurang dari batas normal. Hal ini kemungkinan dapat
dipengaruhi oleh tingkat konsumsi zat besi dan protein kurang dari Angka
Kecukupan Gizi, namun memungkinkan juga sebagai dampak dari
mengkonsumsi sirih pinang yang berlebihan. Introduction : One of the regions in Indonesia, namely in East Nusa Tenggara, precisely on the island of Sumba, still recognizes the tradition of chewing betel nuts. In terms of health, the use of betel nut for fertile woman is still debatable. Objectives: This study aims to identify the socio- cultural significance of fertile woman in consuming areca nut and to identify Hemoglobin levels and eating frequency as indicators of adequacy of Hb. Methods: research using a single case study with two embedded units. Results: Areca nut has an important value in the culture of Sumba's, besides the areca nut is believed to be beneficial for their consumer. There's a possibility that the habit of consuming areca nut by fertile woman in Sumba and the lack of consumption of foods that can increase Hb can contribute to the incidence of anemia or decreased on hemoglobin levels and absorption of iron and protein. The results showed that 24 people (48%) had Hb levels less than the normal limit <12 g/dL and 49 people (98%) had an adequate protein diet and 50 people (100%) had an iron deficit or at risk of anemia. Conclusion: The culture of eating areca nut is still maintained by the people of Sumba because it has an important role in preserving culture and is still part of the everyday lifestyle. Fertile woman who have the habit of consuming betel nut mostly experience anemia with hemoglobin levels below normal limits. This is probably influenced by the level of consumption of iron and protein which is less than the RDA, but does not rule out that this was the result of excessive consumption of areca nut. |
URI: | https://repository.uksw.edu//handle/123456789/27602 |
Appears in Collections: | T1 - Nursing |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
T1_462018081_Lampiran.pdf Restricted Access | LAMPIRAN | 149.64 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_462018081_Daftar Pustaka.pdf | DAFTAR PUSTAKA | 149.99 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_462018081_Bab IV.pdf Restricted Access | KESIMPULAN DAN SARAN | 77.09 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_462018081_Bab III.pdf Restricted Access | HASIL DAN PEMBAHASAN | 236.27 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_462018081_Bab II.pdf Restricted Access | METODE | 79.76 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_462018081_Bab I.pdf Restricted Access | PENDAHULUAN | 83.52 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_462018081_Judul.pdf | JUDUL SAMPAI ABSTRAK | 377.69 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.