Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.uksw.edu//handle/123456789/27757
Title: | Perbedaan Kritik Diri ditinjau dari Usia dan Jenis Kelamin pada Teman Tuli |
Authors: | Handoko, Nadia |
Keywords: | kritik diri;usia;jenis kelamin;Tuli |
Issue Date: | 6-Dec-2022 |
Abstract: | Teman Tuli (Tuli dengan T kapital) merupakan istilah yang digunakan disabilitas rungu/Tuli di Indonesia sebagai identitas mereka. Teman Tuli menganggap istilah tunarungu mengarah pada istilah medis yang digunakan untuk mendefinisikan kecacatan atau ketidakmampuan dalam mendengar, sehingga mereka lebih memilih menggunakan kata ‘Tuli’ sebagai panggilan mereka. Teman Tuli khususnya di Indonesia merasa mengalami cukup banyak kesulitan, seperti kesulitan dalam mendapatkan informasi, sulit mendapatkan pekerjaan, adanya anggapan negatif dari orang dengar, menjadi bahan candaan, bahkan adanya tuntutan agar mereka dapat mendengar. Beberapa kesulitan dan tuntutan yang mereka hadapi tidak jarang membuat mereka melakukan penilaian negatif atau melakukan kritik terhadap dirinya sendiri yang dapat menimbulkan dampak negatif di kemudian hari. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan perilaku kritik diri pada teman Tuli ditinjau dari usia dan jenis kelamin. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan uji varian dua jalur (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perilaku kritik diri yang signifikan pada teman Tuli ditinjau dari usia dan jenis kelamin ditunjukkan pada nilai signifikansi sebesar 0.000 (p<0.05) dengan nilai signifikansi sebesar 0.036 pada variable usia dan signifikansi sebesar 0.402 pada variabel jenis kelamin. Pada penelitian ini usia sangat mempengaruhi kritik diri, sedangkan jenis kelamin tidak berpengaruh pada kritik diri. Deaf (D capital) is a term used by deaf people in Indonesia as their identity. They think that the term deaf refers to a medical term used to define as inability to hear, so they prefer to use the word 'Deaf' as their nickname. Deaf people, especially in Indonesia, feel that they are experiencing quite a few difficulties, such as obtaining information, getting a job, got negative perceptions from hearing people, being the subject of jokes, and even demands that they should be able to hear. Those difficulties and demands they’ve got often make them make a negative judgments of theirselves or criticize themselves which can have a negative impact in the future. This study aims to look at differences in self-critical behavior among Deaf people in terms of age and gender. The method used in this study is a quantitative method using a two-way test of variance (ANOVA). The results showed that there were significant differences in self-critical behavior among Deaf people in terms of age and gender, indicated by a significance value of 0.000 (p<0.05) with a significance value of 0.036 for age and a significance of 0.402 for gender. In this study, age greatly influenced self-criticism, while gender had no effect on self-criticism. |
URI: | https://repository.uksw.edu//handle/123456789/27757 |
Appears in Collections: | T1 - Psychology |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
T1_802018188_Judul.pdf | 1.13 MB | Adobe PDF | View/Open | |
T1_802018188_Bab I.pdf Restricted Access | 279.08 kB | Adobe PDF | View/Open | |
T1_802018188_Bab II.pdf Restricted Access | 299.89 kB | Adobe PDF | View/Open | |
T1_802018188_Bab III.pdf Restricted Access | 326.47 kB | Adobe PDF | View/Open | |
T1_802018188_Bab IV.pdf Restricted Access | 349.38 kB | Adobe PDF | View/Open | |
T1_802018188_Bab V.pdf Restricted Access | 198.52 kB | Adobe PDF | View/Open | |
T1_802018188_Daftar Pustaka.pdf | 270.38 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.