Perancangan Sistem Pengontrolan Otamatis Budidaya Jamur Tiram Berbasis Internet of Things (IoT) Menggunakan Aplikasi Blynk

Abstract

Jamur tiram merupakan jamur pangan yang termasuk kelas homobasidiomycetes serta yang berasal dari kelompok basidiomycota yang memiliki ciri-ciri tubuh setengah lingkaran dan warna tubuh buah antara putih hingga krem serta tudungnya berbentuk ½ lingkaran. Menurut beberapa penelitian suhu optimal untuk jamur tiram sekitar 25℃-30℃ dan kelembaban udara 70%-95%. Pembuatan alat ini bertujuan agar dapat mengatur suhu dan kelembaban udara di dalam tempat budidaya jamur agar tetap stabil, serta melakukan penyinaran 17 jam sehari, dan juga melakukan penyiraman otomatis. Tempat budidaya dibuat menggunakan kayu yang ditutupi oleh plastik yang dibuat berukuran 70cm×50cm×60cm. Pada alat yang dibuat penulis menggunakan ESP32 sebagai mikrokontroler utama, sensor LDR untuk mengetahui intensitas cahaya, DHT11 untuk mendeteksi suhu dan kelembaban udara, dan sensor kelembaban tanah untuk mendeteksi kelembaban pada baglog jamur tiram. Juga digunakan LED putih untuk penyinaran, pompa untuk penyiraman, dan mistmaker dan kipas DC untuk mengatur suhu dan kelembaban udara dalam tempat budidaya. Hasil pembacaan sensor akan ditampilkan pada LCD dan aplikasi Blynk, adapun kontrol manual yang dapat dilakukan dari Blynk maupun push button pada kotak mikrokontroler. Hasil pengujian alat jamur yang ditanam dengan alat ini lebih baik daripada tanpa menggunakan alat ini, dibuktikan dengan ukuran dan berat jamur yang berbeda jauh.

Oyster mushroom is a food mushroom that belongs to the class homobasidiomycetes and comes from the basidiomycota group which has the characteristics of a semicircular body and the color of the fruiting body between white to cream and the hood is circle. According to several studies the optimal temperature for oyster mushrooms is around 25℃-30℃ and air humidity is 70%-95%. The purpose of making this tool is to be able to regulate the temperature and humidity of the air in the mushroom cultivation area so that it remains stable, as well as irradiating 17 hours a day, and also doing automatic watering. The cultivation area is made using wood covered by plastic which is made with a size of 70cm×50cm×60cm. In the tool the author made using ESP32 as the main microcontroller, LDR sensor to determine light intensity, DHT11 to detect air temperature and humidity, and soil moisture sensor to detect humidity in oyster mushroom baglog. The author also uses a white LED for lighting, a pump for watering, and a mistmaker and DC fan to regulate the temperature and humidity of the air in the cultivation area. The readings from the sensor will be displayed on the LCD and the Blynk application, while manual control can be done from the Blynk or push button on the microcontroller box. The results of the testing of mushrooms grown with this tool were better than without using this tool, as evidenced by the different sizes and weights of the mushrooms.