Manajemen Privasi Komunikasi (Communication Privacy Management / CPM) dalam Media Platform Twitter (Studi pada Roleplayer Idola K-Pop melalui Twitter)

Abstract

The appearance of Hallyu (Korean Wave) with its artists, called K-Pop Idols has been the world’s center of attention. This phenomenon brought up some activities within its fandom through digital media platform like Twitter and one of them are role play. Later on, roleplaying - an activity where fans act like an idol, brought up a new problem such as Online Gender Based Abbuse cases. The anonimity of role play Twitter account appeared to be the villain’s pros as there’s no clear justice for them. By using descriptive methods characterized in explanative mode, this research is trying to get the answer on how role play’s communciation privacy management in Twitter. This research found out that roleplayers have different background and experience that leads to different way of managing their privacy. The whole process from the private information that can and cannot be shared, the permeability of boundaries, control and privacy ownership, and the tension betwen the need to share, and the need to protect their information, tend to be affected by these factors: trusts, past experience, closeness, and how long the term of relationship.

Fenomena hallyu (Korean Wave) dengan artis-artis idola K-Pop menarik perhatian banyak orang tak terkecuali di Indonesia. Seiring dengan kemunculan idola K-Pop, para penggemar K-Pop memiliki aktivitas di platform media seperti Twitter salah satunya dalam bentuk role play. Kemunculan role play sebagai permainan peran dari idola K-Pop juga memunculkan permasalahan baru seperti kasus kekerasan berbasis gender online (KBGO). Pelaku KBGO diuntungkan dengan anonimitas akun role play dan bisa melenggang dengan bebas tanpa jeratan hukum. Menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yang bersifat eksplanatif, penelitian ini berusaha menjawab bagaimana manajemen privasi komunikasi role play idola K-Pop dalam platform media Twitter. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah, roleplayer mempunyai latar belakang, pengalaman dan caranya masing-masing untuk mengelola privasi. Terdapat beberapa faktor yang cenderung mempengaruhi seluruh proses manajemen privasi komunikasi, baik dari informasi yang bisa dan tidak bisa dibagikan, kaku atau lenturnya batasan, kontrol dan kepemilikan informasi, ketegangan dalam keinginan mengungkapkan dan menutupi informasi, cenderung dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: kepercayaan, pengalaman terdahulu, kedekatan, dan lama pertemanan.