Sterilisasi Keluarga Berencana (KB) (Suatu Kajian Perspektif Jender terhadap Penggunaan Alat KB dalam Keluarga Kristen di RSUD Ambon)

Abstract

Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah adanya dampak positif dan negatif dari sterilisasi yang dilakukan oleh suami isteri, dan keluarga Kristen di Rumah Sakit Umum Daerah Haulussy Ambon khususnya bagi perempuan. Sedangkan laki-laki tidak ada yang melakukan vasektomi karena mereka menganggap bahwa sterilisasi KB hanya dilakukan oleh kaum perempuan saja. Laki-laki menganggap diri mereka sebagai orang nomor satu dalam keluarga dan perempuan hanya dipandang sebagai objek, sehingga perempuan harus mematuhi perintah laki-laki untuk melakukan sterilisasi. Hal ini dikarenakan adanya budaya patriakhi yang sangat kuat dalam tatanan sosial masyarakat Maluku, sehingga terlihat jelas adanya pembagian antara laki-laki dan perempuan, dan relasi subjek objek. Dampak positif dari penggunaan sterilisasi, misalnya, menyangkut kesehatan dan pendidikan. Yang paling penting adalah kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya. Bila suami isteri tidak mengikuti program sterilisasi, maka dampak yang terjadi adalah kurang dapat mengembangkan ekonomi rumah tangga dan kurangnya waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Dampak tersebut terjadi karena banyaknya anak yang dimiliki sehingga berpengaruh terhadap ekonomi keluarga dan aktifitas orang tua yang bekerja sebagai pegawai negeri. Oleh karena itu sterilisasi menjadi penolong bagi keluarga Kristen untuk mensejahterakan kehidupan keluarga mereka. Gereja adalah suatu organisasi Kristen yang berperan dalam memberikan pendidikan yang baik kepada jemaatnya. Gereja sangat merespon baik dilakukannya sterilisasi KB agar menghindari hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Kehadiran gereja lewat bimbingan konseling juga diperlukan oleh jemaat untuk membantu keluarga Kristen yang melakukan sterilisasi KB agar mereka lebih memaknai arti pernikahan dan tanggung jawab yang diberikan Tuhan lewat kehadiran anak dalam kehidupan rumah tangga mereka.