Peran Audit Forensik dalam Upaya Pengungkapan Korupsi di Indonesia

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana audit forensik pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Riau dalam mengungkapkan korupsi, penelitian kualitatif ini menggunakan metode primer dan sekunder yang dari primer menggunakan teknik wawancara dengan empat pegawai Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Riau (BPKP), Masyarakat di Pekanbaru dan dari sekunder menggunakan Undang-undang nomor 20 Tahun 2001 tentang “Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi”, Data Indeks Persepsi Korupsi (IPK) dan berbagai pasal tentang pengungkapan tindak pidana korupsi. Penelitian ini mengungkapkan bahwa korupsi merupakan salah satu jenis fraud sehingga pendeteksian audit forensik dilakukan lebih cepat dan mudah karena prosedurnya terfokus, detail dan kaku. Sehingga dapat disimpulkan bahwa audit forensik dalam mengungkapkan korupsi menggunakan Fraud Control Plan (FCP) sebagai alat dalam melakukan tugasnya.

The purpose of this study was to find out how forensic audits at the Financial and Development Supervisory Agency Riau Representative in revealing corruption, this qualitative study used primary and secondary methods which from the primary used interview techniques with four employees of the Riau Representative Development and Financial Supervisory Agency (BPKP), People in Pekanbaru and from the secondary use Law number 20 of 2001 concerning "Eradication of Corruption Crimes". Data on the Corruption Perception Index (GPA) and various articles on the disclosure of corruption. This study reveals that corruption is one type of fraud so that forensic audit detection is carried out faster and easier because the procedures are focused, detailed and rigid. So it can be concluded that the forensic audit in revealing corruption uses the Fraud Control Plan (FCP) as a tool in carrying out its duties.