Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.uksw.edu//handle/123456789/29492
Title: | Perancangan Animasi 2D Visualisasi Potret Kehidupan Kamp Interniran Lampersari Bergenre Animasi Dokumenter |
Authors: | Maharani, Anita Heningtyas |
Keywords: | Perancangan;Animasi Dokumenter;Kamp Lampersari;Semarang |
Issue Date: | 11-Apr-2023 |
Abstract: | Kamp Lampersari merupakan kamp interniran Jepang di Kota Semarang yang banyak menampung tahanan wanita, orang tua, serta anak-anak dari Belanda, Australia, hingga Amerika selama perang dunia kedua. Pada masa itu, kamp ini menjadi satu-satunya kamp wanita terbesar se-Jawa Tengah yang ceritanya mengandung banyak pembelajaran yang masih relevan hingga masa kini. Akan tetapi cerita sejarah tentang kamp tersebut masih belum banyak terpublikasi, terbatasnya arsip yang ada, serta pembahasan dengan bahasa asing membuat masyarakat semakin susah untuk mencari tahu. Terlebih bagi bangunannya yang belum menjadi cagar budaya, keadaannya semakin terancam dan rawan tergantikan dengan bangunan baru sehingga sejarah mudah hilang, terlupakan, yang memungkinkan tragedi kembali berulang tanpa sadari. Maka dari itu diperlukan media audio visual, salah satunya yaitu animasi sebagai usaha dalam memperkenalkan, serta menjadikan cerita sejarah sebagai pembelajaran tentang dampak perang, diskriminasi, dan kemanusiaan.
Tujuan dari perancangan ini yaitu menjadikan animasi sebagai bukti, ilmu sejarah dari Kamp Lampersari sekaligus memperkenalkan keberadaannya ke masyarakat luas khususnya di Kota Semarang. Perancangan ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan strategi linear, yang dimulai dari tahap pengumpulan dan analisis data, hingga penerapan. Hasil penelitian berupa video animasi dokumenter sebagai visualisasi potret kehidupan di Kamp Lampersari. Perancangan ini diharapkan dapat menjadi media pembelajaran bagi masyarakat. Lampersari Camp was a Japanese internment camp in Semarang City that housed many women prisoners, parents and children from the Netherlands, Australia and America during the Second World War. At the time, it was the only women's camp in Central Java and its story contains many lessons that are still relevant today. However, the historical story of the camp has not been widely publicized, the limited archives available and discussions in foreign languages make it even more difficult for people to find out. Especially for buildings that have not yet become cultural heritage, their condition is increasingly threatened and prone to being replaced by new buildings so that history is easily lost, forgotten, which allows tragedies to repeat themselves without realizing it. Therefore, audio-visual media is needed, one of which is animation as an effort to introduce, and make historical stories a lesson in realizing the impact of war, discrimination, and humanity. The purpose of this design is to make animation as evidence, historical knowledge of Lampersari Camp while introducing its existence to the wider community, especially in Semarang City. This design uses a descriptive qualitative research method with a linear strategy, which starts from the data collection and analysis stage, to implementation. The result of the research is a documentary animation video as a visualization of a portrait of life in Lampersari Camp. This design is expected to be a learning media for the community. |
URI: | https://repository.uksw.edu//handle/123456789/29492 |
Appears in Collections: | T1 - Visual Communication Design |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
T1_692018060_Judul.pdf | 1.68 MB | Adobe PDF | View/Open | |
T1_692018060_Isi.pdf Until 9999-01-01 | 1.23 MB | Adobe PDF | View/Open | |
T1_692018060_Daftar Pustaka.pdf | 243.94 kB | Adobe PDF | View/Open | |
T1_692018060_Formulir Pernyataan Persetujuan Penyerahan Lisensi Nonekslusif Tugas Akhir dan Pilihan Embargo.pdf Restricted Access | 3.15 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.