KAJIAN TEOLOGI KELUARGA TERHADAP PRAKTIK PERNIKAHAN PASU-PASU RAJA SUKU BATAK TOBA DI HKBP HASIBUAN

Abstract

Pernikahan merupakan karya Allah bagi manusia. Melalui pernikahan Allah ingin menjadikan manusia sebagai perpanjangan tangan-Nya. Indonesia sebagai negara yang memiliki beragam suku bangsa dan agama biasanya mengesahkan pernikahan dengan agama kemudian dilakukan juga pesta adat sebagai pelengkap. Namun tidak menutup kemungkinan juga ada orang yang memilih untuk melakukan salah satunya dengan alasan-alasan tertentu. Pada tulisan ini membahas mengenai pasu-pasu raja yang merupakan pernikahan adat Batak Toba sebagai jembatan pengesahan pernikahan secara adat bagi pasangan di Toba. Meskipun Injil telah masuk ke tanah Batak namun fenomena pernikahan pasu-pasu raja masih dapat dilihat. Oleh karena itu dalam tulisan ini ingin melihat bagaimana pasu-pasu raja jika ditinjau dalam teologi keluarga sebagai bentuk ideal pernikahan dan keluarga Kristen. Dengan penelitian kualitatif dengan model studi kasus, peneliti menemukan bahwa pasu-pasu raja dalam hal ini memiliki sisi positif dan negatif. Adapun sisi positif melalui pasu-pasu raja orang yang tidak dapat diterima oleh gereja dan negara masih dapat melakukan pernikahan dan berkesempatan untuk membangun keluarga baru. Begitupun melalui teori teologi keluarga bahwa pasu-pasu raja jika tidak disuntikkan dengan ajaran Gereja sah saja untuk dilakukan seperti yang diketahui aspek cinta kasih dan keberadaan sebagai komunitas hidup dalam masyarakat bisa dilakukan oleh siapapun. Namun ketika diperhadapkan dengan aspek keselamatan yang notabene sesuai ajaran Kristen maka pasu-pasu raja tidak diperbolehkan untuk dilakukan oleh jemaat Kristen, karena hanya di dalam Kristuslah keselatan itu didapat.