Kesepian dan Kesejahteraan Spiritual pada Lanjut Usia di Gereja Kristen Jawa Ambarawa: Suatu Tinjauan Psikologi Agama

Abstract

Lanjut usia merupakan periode akhir dari rentang usia kehidupan manusia. Seiring perjalanan hidupnya lansia akan mengalami perubahan-perubahan baik jasmani maupun psikologis yang ada pada dirinya, kesepian merupakan permasalahan psikologis yang sering dirasakan lansia. Dalam kehidupan lansia, faktor yang memengaruhi kesepian: relasi dengan teman berkurang akibat kurangnya aktivitas luar rumah; kegiatan mengasuh anak berkurang diakibatkan anak sudah tumbuh dewasa; kehilangan pasangan hidup karena meninggal dunia; suasana rumah sepi akibat anak-anak bekerja/pendidikan; anak menikah dan membentuk keluarga. Relasi dengan orang sekitar lansia menjadi faktor penyebab kesepian. Demikian dengan kesejahteraan spiritual yang berkaitan erat dengan relasi, empat indikator seseorang memiliki kesejahteraan spiritual apabila individu mampu berefleksi secara positif tentang penemuan kebermaknaan hidup dari membangun relasi baik pada dirinya, orang lain, alam dan relasi kepada Tuhan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah kesepian yang dialami lansia memengaruhi kesejahteraan spiritual lansia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif menggunakan model pendekatan deskriptif analisis. Pengumpulan data dengan teknik wawancara. Terdapat 5 orang partisipan yang ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Kelima partisipan merupakan jemaat lansia Gereja Kristen Jawa Ambarawa yang memiliki status pernikahan sebagai duda/janda, tinggal sendirian di rumah. Hasil penelitian memperlihatkan partisipan mengalami rasa kesepian di masa lanjut usia yang dipengaruhi faktor ekonomi, tinggal sendiri di rumah, anak-cucu memiliki kesibukan masing-masing dan kehilangan pasangan hidup. Namun rasa kesepian yang dialami partisipan tidak memengaruhi kesejahteraan spiritualnya. keseluruhan partisipan mampu merefleksikan diri secara positif dan menemukan makna hidupnya sebagai seorang lansia meski merasa kesepian.

The elderly is the final period of the age span of human life. Along the way, the elderly will experience changes both physical and psychological in themselves. Loneliness is a psychological problem that is often felt by the elderly. In the life of the elderly, factors that influence loneliness: relationships with friends are reduced due to lack of outdoor activities; reduced childcare activities due to children growing up; loss of a life partner due to death; the atmosphere of the house is quiet due to children working / education; children get married and form a family. It can be seen that relationships with people around the elderly are a contributing factor to loneliness. Likewise, spiritual well-being is closely related to relationships, four indicator of a person's spiritual well-being if the individual is able to reflect positively on finding the meaningfulness of life from building relationships both with himself, others, nature, and relationships with God. This study aims to see whether loneliness experienced by the elderly affects their spiritual well-being of the elderly. The method used in this research is a qualitative method using a descriptive analysis approach model. Data collection using interview techniques. There were 5 participants who were determined using the purposive sampling technique. The five participants are elderly members of the Javanese Christian Church Ambarawa who have a marital status as widows/widowers, living alone at home. The results showed that participants experienced loneliness in old age which was influenced by economic factors, living alone at home, children and grandchildren having their own busy lives and losing their spouses. However, the loneliness experienced by participants did not affect their spiritual well-being. Overall, participants were able to reflect positively on themselves and find the meaning of their life as elderly people despite feeling lonely.