Tradisi Hela Rotan sebagai Ruang Liminalitas Masyarakat Aboru

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan, mengeksplorasi dan menganalisis tradisi hela rotan di sebagai ruang liminalitas Masyarakat Aboru. Tradisi hela rotan ini dilaksanakan di pulau Haruku tepatnya di negeri Aboru setiap 2 atau 3 tahun sekali pada akhir bulan Desember sampai awal Januari. Tradisi ini dilakukan dengan tujuan untuk tolak bala atau menolak segala penyakit maupun hal buruk dan memiliki makna untuk mempersatukan dan mempererat relasi persaudaraan di antara masyarakat Aboru tanpa memandang status atau struktur sosial. Dengan adanya tradisi ini maka ruang liminal itu dapat tercipta yang kemudian menghasilkan satu hubungan atau relasi di dalam masyarakat tanpa melihat perbedaan sebagai hal yang mengancam kehidupan bersama. Berangkat dari hal ini maka peneliti mencoba menganalisis tradisi hela rotan sebagai ruang liminalitas masyarakat Aboru berdasarkan teori ritual, simbol, dan liminalitas Victor Turner. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa tujuan dan makna dari tradisi hela rotan dapat menciptakan ruang liminalitas yang memberikan kesadaran kepada seluruh masyarakat Aboru bahwa kesetaraan merupakan hal yang sangat berharga karena mampu menghilangkan batas-batas atau hierarki sosial sehingga masyarakat dapat membangun sebuah kebersamaan tanpa ada rasa yang membeda-bedakan (status sosial) yang pada akhirnya kesetaraan dan kebersamaan inilah yang membangun kehidupan harmonis di dalam masyarakat.