Gambaran Academic Well-Being pada Mahasiswa Difabel di Perguruan Tinggi Inklusif

Abstract

Menjadi peserta didik di perguruan tinggi menuntut setiap individu untuk memiliki kepekaan supaya dapat beradaptasi di bidang akademik maupun non akademik serta mampu mengenali lingkup perkuliahan secara mandiri. Kehadiran beberapa perguruan tinggi inklusif di Indonesia menimbulkan rasa penerimaan terutama bagi individu yang memiliki keterbatasan dalam menjalankan aktivitas terutama aktivitas perkuliahan. Namun tidak dipungkiri bahwa mahasiswa difabel mengalami kesulitan dan hambatan serta proses dinamika yang berbeda dengan mahasiswa non-difabel. Kesulitan dan hambatan yang dialami oleh mahasiswa difabel dapat mempengaruhi penurunan motivasi belajar serta memunculkan terjadinya kelelahan belajar baik yang disebabkan karena kurangnya pemerataan fasilitas penunjang kemudahan bagi mahasiswa difabel maupun adanya tututan tanggung jawab dan peran yang harus dijalani oleh mahasiswa difabel. Oleh sebab itu, tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui gambaran academic well-being pada mahasiswa difabel di perguruan tinggi inklusif. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Pengumpulan data yang dilakukan peneliti yakni menggunakan teknik wawancara semi terstruktur yang dilakukan pada 3 partisipan menggunakan teknik snowball sampling. Hasil penelitian menemukan bahwa kurang meratanya fasilitas di perguruan tinggi inklusif menjadi salah satu alasan mahasiswa difabel masih mengalami hambatan dalam menjalani perkuliahan. Namun, hal tersebut tidak menjadi penghalang ketiga partisipan untuk tetap terus menjalani perkuliahan karena masing masing individu memiliki academic well-being yang positif dan memiliki dukungan sosial dari lingkungan sekitarnya.

Becoming a student at a tertiary institution requires each individual to have sensitivity in order to be able to adapt to the academic and non-academic fields and be able to recognize the definition of lectures independently. The presence of several universities, including in Indonesia, creates a sense of acceptance, especially for individuals with limitations in carrying out activities, especially lecture activities. However, it is undeniable that disabled students experience difficulties and obstacles as well as dynamic processes that differ from non-disabled students. Obstacles and obstacles experienced by students with disabilities can affect a decrease in learning motivation and the emergence of learning fatigue, both caused by the lack of equal distribution of facilities to support facilities for students with disabilities and the demands of responsibilities and roles that students with disabilities must fulfill. Therefore, this research aims to find out the picture of academic well-being in students with disabilities in inclusive tertiary institutions. This research uses qualitative research with descriptive analysis method. Data collection was carried out by researchers using semi-structured interview techniques, which were conducted on 3 participants using snowball sampling technic. The results of the study found that the uneven distribution of facilities in tertiary institutions is one of the reasons students with disabilities still experience obstacles in attending lectures. However, this did not become a barrier for the three participants to continue studying at university because each individual had positive academic well-being and social support from the surrounding environment.